bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Manfaatkan Lahan Tidur, Mahasiswa di Banjarmasin Sukses Budidaya Selada Hidroponik

Anang Fadhilah - Nasional -> Peristiwa
Kamis, 2 Mei 2024 11:51
    Bagikan  
Selada Hidroponik
Selada Keriting Batavia

Selada Hidroponik - Michael mahasiswa semester 5 STIE Indonesia Banjarmasin menuai hasil dari usaha budidaya selada keriting Batavia. (ist/heloindonesia)

BANJARMASIN, HELOINDONESIA.COM - Ribuan ikat selada pot hidropnik terhampar di atas lahan 10 x 20 meter di Jalan Rahayu Komplek Pembina 4 Sungai Lulut, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini. Selada hijau keriting jenis Batavia tersebut ditanam menggunakan teknik hidroponik, air adalah unsur hara utamanya.

Selada yang tumbuh sumbur ini hasil budidaya Michael mahasiswa semester 5 STIE Indonesia Banjarmasin kini telah memetik hasil dari usaha budidayanya.

Tatkala ditemui di kebun, Kamis (2/5/2024), Michael tampak sibuk mengecek suhu air dalam tandon yang terletak tepat di bawah instalasi pipa paralon dengan alat TDS. Sesekali, Michael mengecek tiap daun selada untuk memastikan tidak hama belalang yang hinggap.

“Suhu air harus rutin dicek. Suhunya tidak boleh sampai 30 derajat. Suhu idealnya, 18 derajat sampai 25 derajat. Dengan begitu, akar tanaman bisa menyerap nutrisi pupuk organik cair yang terlarut dalam air dengan baik. Jika air terlalu panas daun selada bisa menguning,” katanya.

Michael memaksimalkan lahan milik keluarganya ini, sudah berjalan 3 tahun lebih. Dia mengungkapkan, selada hidroponik ditanam melalui berbagai tahapan. Mulanya, biji selada di semai dalam gabus khusus selama sepekan. Setelahnya selada dipindah ke dalam pipa paralon. Pipa paralon membanjar di dalam lima petak yang terbuat dari galvalum dan teraliri air yang berasal dari tandon. Setiap petak galvalum berukuran 10×2 meter itu, terdapat 10 pipa paralon yang berisi 300 ikat selada.

Dalam sekali panen, lanjut Michael, dia bisa mendapatkan 300 kilogram tiap bulannya. Harga per kilogram selada dihargai Rp35.000. Dari jumlah tersebut, Michael bisa meraup omzet hingga Rp12 juta. "Lumayan hasilnya, bisa bayar biaya kuliah," tegasnya.

Menyangkut memasarkan hasil panen seladanya, Michael mengaku tak kesulitan karena sudah pelanggannya dari beberapa restoran, hotel, pelaku UMKM yang membelinya. "Peminatnya cukup banyak di Kota Banjarmasin. Bahkan tak jarang saya kehabisan stok, karena derasnya permintaan selada,” katanya.

 

 

 

Tags