Helo Indonesia

Cuaca Ekstrem Akibatkan 150.000 Jiwa Terdampak, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum

Jumat, 15 Maret 2024 15:51
    Bagikan  
Cuaca Ekstrem Akibatkan 150.000 Jiwa Terdampak, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum

DAPUR UMUM: Suasana dapur umum, para ibu dan relawan saat meracik bahan-bahan untuk dimasak. Dapur umum didirikan untuk meringankan beban terdampak banjir di Kota Semarang. Foto: Dok

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM -Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melakukan kerja cepat dalam penanganan bencana banjir. Selain evakuasi warga terdampak, pendirian dapur umum, hingga pendistribusian logistik pun dilakukan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, sebanyak 158.137 jiwa terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang terjadi tiga hari terakhir ini.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pendistribusian logistik telah dilakukan sejak hari pertama, Kamis (14/3/2024). Sejak bencana air bah melanda, perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut telah berkomunikasi dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana.

"Setidaknya sebanyak 20.000 nasi bungkus terdistribusi ke sejumlah daerah terdampak," katanya. Pemberian makanan siap santap untuk sahur dan buka puasa itu, juga didistribusikan satu pintu melalui kecamatan-kecamatan.

"Hari pertama kami distribusikan makanan siap santap untuk sahur dan buka puasa sekitar 8.000 nasi bungkus, kalau hari kedua ini totalnya bisa mencapai 20.000 nasi bungkus," kata Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial Kota Semarang, Rahayuningsih, Jumat (15/3/2024).

Bantuan Sembako

Selain itu juga ada bantuan sembako, seperti mi instan, beras, minyak goreng, air mineral, telur, dan sayur mayur. Lalu ada pula popok bayi dan dewasa, selimut, pakaian pantas pakai, hingga obat-obatan.

Pada hari kedua ini, pendirian dapur umum tak hanya berada di Balai Kota Semarang. Sejumlah kecamatan yang terdampak juga telah mendirikan, seperti di Kantor Kecamatan Semarang Utara, Kantor Kecamatan Gayamsari, Universitas Semarang (USM), dan Kantor Kecamatan Genuk.

"Jadi kecamatan yang ada dapur umumnya kami suplai bahan pokoknya. Itu kami bagikan untuk beberapa kecamatan yang terdampak. Kami ada WhatApps Grup peduli bencana, dari sana tiap lurah dan camat memberikan data, jadi sesuai permintaan dan agar tidak mubazir," kata Rahayuningsih.

Pihaknya berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mendistribusikan logistik permakanan dan obat-obatan menggunakan perahu karet.

Distribusi Logistik

"Alhamdulillah belum ditemukan kendala atau permasalahan yang berarti dalam pendistribusian logistik ini. Kesehatan masyarakat juga masih bisa dipantau, apabila ada apa-apa ambulans hebat juga selalu siaga keliling terus," katanya.

Dia mengatakan, koordinasi lintas vertikal pun telah dilakukan dengan baik. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan Kementerian Sosial (Kemensos) mulai mengirimkan bantuan-bantuan untuk masyarakat terdampak.

Misalnya, Dinas Sosial Provinsi Jateng telah mendirikan dapur umum di Kaligawe lengkap dengan logistik bahan makanan. Kemudian Kemensos juga telah mengirimkan bantuan berupa kasur untuk tempat pengungsian dan perahu karet untuk proses evakuasi dan penyaluran logistik.

"Kami kerja cepat, seperti yang dipimpin Ibu Wali Kota kemarin tinjauan ke lapangan dan mengarahkan kami agar fokus kerja cepat," kata Rahayuningsih.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, sebanyak 158.137 jiwa terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang terjadi tiga hari terakhir ini.

Jumlah itu tersebar di enam kecamatan. Di antaranya Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Timur, dan Kecamatan Tugu.(ADE)