Helo Indonesia

Mantan Bupati Kendal Ini Lebih Tertarik Nyaleg DPR Ketimbang Nyalon Bupati, Apa Alasannya?

Minggu, 28 Januari 2024 20:18
    Bagikan  
Mantan Bupati Kendal Ini Lebih Tertarik Nyaleg DPR Ketimbang Nyalon Bupati, Apa Alasannya?

Widya Kandi Susanti

KENDAL, HELOINDONESIA.COM - Mantan Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti yang pernah menjabat Bupati Kendal pada periode 2010-2015 mengaku lebih tertarik mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI ketimbang maju sebagai calon Bupati Kendal pada Pilkada Serentak 2024.

Hal ini disampaikan saat menghadiri kegiatan Parade Barongan Merawat Budaya Menuju Kemenangan bersama Komunitas Pecinta Ganjar-Mahfud (Kopi Gama) Kendal, di Desa Sendang Dawuhan, Kecamatan Rowosari, Minggu 28 Januari 2024.

Baca juga: Nonton Drama Korea Doctor Slump Episode 2 Sub Indo

Widya Kandi Susanti mengungkapkan, dirinya tidak berkeinginan ikut dalam kompetisi pilkada, dan lebih mendukung generasi muda untuk memimpin Kabupaten Kendal.

"Meskipun banyak juga ya saat saya sosialisasi, mereka menginginkan saya maju lagi di Pilkada. Tapi saya merasa untuk kepala daerah biarlah regenerasi yang muda-muda biar idealis," ungkapnya.

Permasalahan Anggaran

Dirinya juga menyatakan selama menjadi Anggota DPRD Kendal, banyak hal yang ia pelajari dan ketahui. Salah satu contohnya adalah banyak Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Aparatur Sipil Negara (ASN) yang belum terbayarkan karena permasalahan anggaran yang terbatas.

"Mau tidak mau harus ada tokoh di sini yang naik ke pusat agar kita bisa aspirasi untuk daerah kita," tegas Widya Kandi Susanti.

Baca juga: Nonton Drama Korea My Happy Ending Episode 10 Sub Indo

Pada kesempatan tersebut dirinya juga berpesan agar masyarakat tidak salah dalam memilih pemimpin di pemilu maupun pilkada serentak. Menurutnya kriteria seorang pemimpin yang pantas dipilih oleh rakyat adalah pemimpin yang taat kepada Tuhan, patuh kepada hukum dan berpihak kepada rakyat.

"Pemimpin harus taat kepada Tuhan, karena negara kita adalah negara yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua harus patuh kerhadap hukum, kalau seorang pemimpin susah melenceng dari hukum bahkan merekayasa maka negara ini bisa kacau. Ketiga pemimpin harus setia kepada rakyat karena pemegang kesaulatan tertinggi adalah rakyat. (Anik)