SURABAYA.HELOINDONESIA.COM - Sebanyak 1000 seniman di Jawa Timur (Jatim) mendapat uang apresiasi dan tunjangan kehormatan kepada juru pelihara cagar budaya dari Gubernur Jatim, Khofifah Indarparawansa.
Pemberian tunjangan dan sembako itu diberikan melalui 80 perwakilan seniman serta para pememilihara cagar budaya di Gedung Grahadi Surabaya.
Total seniman Jatim yang mendapatkan apresias sebanyak 1000 orang, masing-masing mendapatkan Rp500.000 dan bingkisan sembako.
Sedangkan tunjangan kehormatan juru pelihara cagar budaya diberikan untuk 240 orang juru pelihara, masing-masing mendapatkan Rp1.100.000 dan sembako.
Gubernur mengatakan jika ini dari bagian silaturahmi Gubernur kepada para seniman dan juru pelihara cagar budaya di Jatim.
"Kepada penjenengan semua yang sudah mengembangkan, menghidupkan dan terus memberi rasa kepada seluruh warga bangsa, karena seni tidak ada batasnya," ujar Gubernur Khofifah.
Khofifah menilai bahwa seni dan religi tidak dapat dipisahkan, seperti kita ketahui ketika Gus Dur ingin mengudang Ki Manteb untuk melakukan pertunjukan.
Ia diminta Gus Dur menemui Ki Manteb untuk memainkan pertunjukan wayang kulit lakon Semar Mbangun Kayangan.
Saat itu kata Khofifah, Ki Manteb bilang tidak cukup waktunya karena jarak pertunjukkan 39 hari sedangkan sebelum pertujukan, beliau harus puasa dulu 41 hari.
"Agar bisa mencapainya Ki Manteb harus mengajak anak dan istrinya ikut berpuasa," jelas gubernur wanita pertama di Jatim ini.
Melihat cerita itu, tidak banyak masyarakat yang tahu jika para seniman melakukan ritual untuk mengeksplor energinya sebelum pertunjukan.
"Kita hanya tinggal menikmati pertunjukannya saja dan tidak tahu bagaimana proses untuk bisa menyajikan pertunjukan bukan hanya spektakuler tetapi memiliki ruh, sehingga penonton bisa menikmati keindahan yang dipentaskan," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan gubernur, saat berkunjung ke provinsi lain seperti Jakarta, kerap disuguhkan tari-tarian, tetapi menurutnya tidak seindah tarian dari Jawa Timur.
"Maestro seniman Jatim tidak hanya sekadar mengeksplor seninya saja, tetapi aspoek religinya juga dijalankan sehingga tari-tarian di Jatim seperti memiliki ruh," pungkasnya. (*/dd)
