bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Kawanan Gajah TNWK Memakan dan Merusak Tanaman Petani

Helo Lampung - Nasional -> Peristiwa
Rabu, 5 April 2023 17:36
    Bagikan  
Kawanan Gajah TNWK Memakan dan Merusak Tanaman Petani

Gajah liar saat melewati sungai (Foto Khairuddin/Helo Indonesia Lampung)

LAMPUNG.HELOINDONESIA.COM --- Kawanan gajah liar asal Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merangsek peladangan warga beberapa bulan terakhir. Hewan bertubuh tambun ini memakan dan merusak tanaman.

Gajah-gajah liar tersebut masuk ke perladangan petani setelah terlebih dulu menyeberangi tanggul pengaman yang mulai dangkal, ujar Zakaria, warga Desa Muara Jaya, Kecamatan Sukadana kepada "Helo Indonesia, Rabu (5/4/2023).

Senin (3/4/2023), pukul 02.00 dan 09.00 WIB, kawanan gajah liar melahap tanaman jagung, palawija, hingga pohon kelapa. Akibatnya, petani merugi hingga ratusan juta rupiah.

Menurut Zakaria, kawanan gajah liar bisa masuk lahan pertanian disebabkan beberapa hal seperti lahan pertanian atau peladangan dengan warga memang berbatasan langsung dengan kawasan taman nasional.

Selain itu, infrastruktur berupa tanggul pencegah lintasan gajah saat ini telah dangkal dan butuh perbaikan.
"Faktor lain gajah-gajah itu lapar dan di dalam hutan  nggak ada lagi makanan," ujar Zakaria diamini warga lainnya.

Agar kawanan satwa liar bertubuh tambun itu tak masuk peladangan, warga dengan peralatan seadanya harus bergantian menjaga tanamannya.

"Sepanjang malam hingga pagi hari kami harus bergantian menjaga tanaman. Apalagi mendekati panen. Jika tak dijaga, kami nggak kebagian," keluh Zakaria.

Oleh sebab itu, karena gajah liar asal kawasan taman nasional seluas 125 ribu hektar lebih itu kerap masuk peladangan, warga minta pemerintah harus terus turun tangan guna mencari solusi terbaik.

Sehingga petani dapat menikmati hasil pertanian dan gajah liar dapat ditekan seoptimal mungkin agar tak merangsek ke peladangan.

" Selama ini pemerintah memang sangat peduli. Tapi, kami mohon agar ada langkah yang lebih matang dan terencana. sehingga gajah liar tak lagi masuk peladangan," pungkas Zakaria.

Ketua Forum Masyarakat Desa Penyangga Kawasan TNWK Suyuti mengatakan, konflik antara gajah liar asal TNWK dengan petani memang kerap terjadi.

Akibat konflik itu, tak jarang menimbulkan korban jiwa.
"Dua tahun silam saudara kita dari Desa Tegal Yoso Purbolinggo meninggal dunia akibat terjadi konflik dengan gajah liar," ujar Suyuti.

Menurut Suyuti, peladangan warga yang kerap jadi langganan  kawanan gajah liar adalah kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

Kawasan tersebut berada di Kecamatan Purbolinggo, Sukadana, Labuhan Ratu, Way Jepara dan Braja Selebah. Meskipun pemerintah telah membangun puluhan kilometer tanggul pencegah, namun hewan tersebut dengan mudah masuk peladangan.

"Guna mencegah agar gajah liar tak masuk peladangan, sudah berbagai cara kami lakukan. Yang jelas peladangan warga memang berbatasan langsung dengan hutan TNWK," kata dia.

Sementara itu, humas Balai TNWK Sukatmoko  membenarkan jika gajah liar asal kawasan taman nasional itu kerap masuk peladangan warga desa penyangga. Satwa yang dilindungi itu akan datang saat menjelang musim panen.

" Menjelang musim panen petani bahu membahu menjaga tanamannya. Jika dibiarkan maka nggak kebagian," ujar Sukatmoko.

Guna mencegah terjadinys konflik gajah liar dengan petani, pemerintah selama ini telah melakukan langkah seperti membangun kanal atau tanggul agar hewan tersebut tak merangsek peladangan.

Tapi, katena kawasan tersebut adalah lintasan atau home stay hewan tersebut,  maka satwa bertubuh tambun itupun tetap masuk peladangan.

" Kalau upaya pemerintah nggak kurang- kurang. Mungkin sudah puluhan atau ratusan miliar anggaran yang habis untuk membangun kanal," kata Sukatmoko. (Khairuddin)