Samsudin Guru Privat Para Cakada, Oase di Tanah Lado

Minggu, 1 September 2024 17:29
HBM

Oleh Herman Batin Mangku*

PEMERINTAH Pusat mengirimkan penjabat (pj) gubernur Lampung paling akhir dibandingkan provinsi lain. Terasa, ada tarik menarik yang kuat sosok penjabat yang hendak ditugaskan di masa Pilkada Lampung 2024.

Sangking kuatnya tarik-menarik di "pucuk" kekuasaan, hingga jatuh tempo, Kemendagri masih belum bisa menentukan dari beberapa nama yang muncul baik dari kementerian maupun DPRD Lampung.

Para wakil rakyat sempat gaduh, Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay hanya merekomendasi Sekdaprov Fahrizal Darminto sebagai penjabat gubernur Lampung. Dewan akhirnya kembali mengusulkan tiga nama sesuai kesepakatan sebelumnya.

Namun, hingga jatuh tempo, 12 Juni 2023, sosok yang ditunggu-tunggu tak juga muncul,. Agar kekuasaan tak kosong, Kemendagri menunjuk Sekdaprov Fahrizal Darminto sebagai pelaksana harian (plh) gubernur Lampung.

Masyarakat Lampung hanya bisa pasrah menunggu bak "beli kucing dalam karung" soal sosok penjabat gubernur yang akan kirim Kemendagi. Bagaimanapun juga, sosok kepala daerah berpengaruh pada kebijakan pemerintah dan yang tak kalah penting suasana kebatinan warganya.

Mendagri Tito Karnavian perlu waktu sepekan menjatuhkan pilihannya kepada Samsudin, staf ahli Bidang Hukum Kemenpora menjadi Pj Gubernur Lampung lewat SK Presiden RI No. 69/P Tahun 2024 (15/6/2024). Dia dilantik Tito pada Rabu (19/6/2024).

Sehari sebelum dilantik, viral foto Samsudin berseragam warna putih tersenyum sambil tangannya menujukan salam "L" (Lampung). Sampai titik ini, masyarakat belum tahu seperti apa kepemimpinanya.

Hanya empat hari berstatus pejabat, lewat sentuhan hati, sederhana, tak mengedepankan ego, sosoknya langsung mencuri hari masyarakat ketika hadir jalan sehat dalam rangka HUT ke-342 Kota Bandarlampung di Tugu Gajah, Minggu (23/6/2024).

Kegersangan hubungan antara Pemprov Lampung dengan Pemkot Bandarlampung selama 15 tahun langsung hilang seketika. Tak hanya Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saja yang meneteskan air mata, masyarakat diam-diam ikut lega.

Tingginya tensi polemik tak kunjung lunasnya dana bagi hasil (DBH) selama empat tahun terakhir antara provinsi dan kota/kabupaten seketika turun lewat kunjungan Samsudin ke ruang kerja Wali Kota Eva Dwiana. Pemprov Lampung akan mencicil hutang DBH.

Jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Samsudin merayakannya di Bandar Negara, kota baru yang mangkrak hampir 10 tahun di Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.

Tak sampai di situ, tak merasa cuci piring, dia tak akan sia-siakan bangunan yang telah menelan ratusan miliar rupiah uang rakyat. 

Rumah Dinas Gubernur Lampung Mahan Agung dibuka buat coffee morning dengan masyarakat dan pelaku UMKM pada Sabtu pagi. "Bumi Lado" adem, pemimpinnya yang egaliter membuat suasana kebatinan masyarakat ikut nyaman.

Masyarakat seperti tak berjarak dengan pemimpinnya. Persoalan yang mungkin terasa ruwet selama ini terurai satu per satu lewat tangan dingin Samsudin. Didukung sang istri, sosok yang terlihat keibuan dan gak banyak lagak.

Padahal, Samsudin tak dipilih rakyat. Dia sebetulnya tak perlu cari muka, tebar pesona, atau (pura-pura) peduli nasib rakyat lewat bagi-bagi sembako sambil berbusa mengkliem kesuksesannya memimpin agar dipilih kembali jadi kepala daerah.

Lampung beruntung mendapatkan sosoknya di masa transisi dari kepala daerah lama sampai dilantiknya gubernur Lampung. Mungkin, jika Tito salah pilih, penjabatnya aji mumpung berkuasa kerjanya cuma menambah dompet jadi setebal-tebalnya.

Barangkali, sosoknya yang seorang guru masih lekat di jiwanya. Dia alumni S-1 dan S-2 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila). Lulus, dirinya mengajar kimia di SMA Al-Kautsar, Kota Bandarlampung.

Sebagai seorang guru, alumni Prodi Kimia FKIP tahun 1992 dan magister pendidikan di kampus yang sama tahun 2006 pasti cita-cita besarnya menjadikan muridnya lebih pintar dan baik dari dirinya.

Samsudin telah menjadi guru privat yang mengajarkan kepada kita, terutama para calon kepala daerah (cakada) selama kurang lebih enam bulan betapa sederhananya jadi pemimpin agar dicintai rakyat tanpa harus menggotong beras kemana-mana, masyarakatnya nyaman, dan pembangunan lancar.

Dia hanya sampai awal tahun depan memimpin Lampung. Tapi, disebentarnya, Samsudin telah menjadi oase, mengajarkan kepada para cakada, bagaimana seharusnya menjadi seorang kepala daerah apalagi yang dipilih rakyat.

Sudah diprivat oleh Kang Samsudin masih gak masuk ke otak dan hati, emang kepala daerah buyan. 

* Pimred Club Lampung.


 - 

Berita Terkini