Calon Tunggal vs Oligarki Pilgub Lampung

Selasa, 13 Agustus 2024 12:05
HBM Helo Lampung

Oleh Herman Batin Mangku*

PAS dua minggu lagi, loket pencalonan kepala daerah dibuka serentak KPU seluruh tanah air. Namun, di Lampung, olahannya alot. Belum ada satu pun hingga ulang tahun saya 11 Agustus kemarin yang ngasih kado kepastian pasangan cakada untuk Provinsi Lampung.

PDIP (13 kursi) yang mengeluarkan surat tugas kepada Umar Ahmad sebagai bakal calon wakil gubernur, bukan calon gubernur. Itu pun, Mantan Bupati Tubaba ini masih harus hilir-mudik mengejar rekomendasi sekaligus pasangan dan koalisinya.

Hanan A Rozak yang sempat dapat surat tugas bakal calon gubernur dari Partai Golkar (11 kursi) yang sudah sosialisasi dengan menggelar panggung megah ke kabupaten/kota rontok sebelum menuntaskan 60 titik konsernya. Erlangga lebih memilih Arinal. 

Ketua NasDem Lampung Herman HN, yang memiliki elektabilitas tinggi juga belum apa-apa sudah rontok. Dia gagal mendapatkan tiket dari Surya Paloh. Ketum partainya malah merekom Ketua Gerindra Lampung Rahmad Mirzani Djausal (RMD).

Golkar (11 kursi) yang memberikan surat tugas kepada Arinal Djunaidi belum terdengar siapa wakil dan partai koalisinya. Belum dapat keduanya, gantungannya yang menandatangani SK pencalonannya, Airlangga Hartarto, malah sudah rontok lebih dulu. Padahal, selain EMD, tinggal incumbent ini yang masih memegang surat calon gubernur dari partainya. 

RMD yang sudah paling siap mendaftarkan diri sebagai cakada pada 27-29 Agustus nanti. Keempat kantong besar baju warna putihnya sudah terisi partai pengusungnya: Gerindra (16 kursi), PKB (11 kursi), dan NasDem (10 kursi).

Soal wakilnya, walau belum muncul, tapi itu gampanglah, tinggal pilih yang terbaik buat dirinya dari beberapa alternatif bakal calon wakil yang banyak digadang-gadang belakangan ini. Malah, ada yang tadinya calon gubernur bersedia jadi wakilnya.

RMD yang terlihat paling siap melenggang menuju pendaftaran KPU Lampung dua pekan lagi. Kyay Mirza, panggilannya, juga terlihat paling sibuk tebar pesona memenuhi undangan berbagai elemen masyarakat.

Dua calon yang ada, sosialisasi Umar Ahmad dan Arinal Djunaidi masih tipis-tipis. Mungkin belum gas poll karena belum mengantongi rekomendasi dan koalisi partai. Untuk mencalonkan diri, minimal 17 kursi DPRD Lampung.

Kekejarkah dua pekan lagi? Jika tidak, RMD menjadi calon tunggal Pilgub Lampung 2024. Adanya narasi calon tunggal membahayakan demokrasi masih jadi polemik di tengah masyarakat. Bahkan, ada gerakan tagar untuk memilih kotak kosong.

Namun, case calon tunggal Pilgub Provinsi Lampung, agaknya berbeda. Setelah satu dasawarsa, politik Sang Bumi Ruwa Jurai diduga dalam dekapan oligarki, sejumlah elemen masyarakat Lampung banyak yang gerah.

Teorinya jelas, pemerintahan yang didukung oligarki merupakan pemerosotan terhadap pemerintahan aristokrasi. Pemerintahan oligarki dipimpin segolongan kecil demi kepentingan golongan itu sendiri.

Pada posisi ini, RMD tinggal satu-satunya bakal calon gubernur Lampung yang paling berpeluang melawan oligarki. Catatan kakinya, dia juga satu-satu yang sudah paling banyak mendapatkan dukungan elemen masyarakat dan koalisi partai.

Jika detik-detik terakhir ini, tak juga muncul calon yang lebih perkasa, bisa jadi, Pilgub Lampung 2024, untuk pertama kalinya, calon tunggal. Jangan-jangan sebetulnya, Pilgub Lampung sudah selesai. Pilkada daerah lain boleh nego, Lampung jatahnya Gerindra. 

Barangkali, ini cara alam menyelesaikan perdebatan soal cengkraman pengusaha terhadap kekuasan di Lampung. Sang Bumi Ruwa Jurai merdeka dari oligarki. 

* jurnalis


 - 

Berita Terkini