bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Lampung Ini Kecil, Ternyata

Prty - Opini
3 jam 42 menit lalu
    Bagikan  
Lampung Ini Kecil, Ternyata

Kolase Gubernur-Wakil Gubernur Lampung produk Pilkada Langsung. | Ilustrasi/Net

HELOINDONESIA.COM 

Oleh: Muzzamil*

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM .---Nongkrong ada lah barang 20 menitan di kamar kecil, dini hari tadi, tulisan ini jadilah. Sembari didalamnya ingat ujaran ekonom EF Schumacher, sekaligus judul buku kumpulan esainya, Small Is Beautiful, kecil itu indah.

Sebagai disclaimer, tiada niat, motif tertentu sama sekali untuk bermaksud mengecilkan apalagi mengerdilkan kebesaran Lampung sebagai teritori, Lampung sebagai bumi dan muasal sejarah lahir banyak manusia hebat Tanah Air daripadanya pun per hingga hari ini.

Meminjam istilah prokem dalam pergaulan keseharian, Lampung ini, "kecil". Coba lafalkan ujungnya pakai kata ternyata. "Lampung ini kecil, ternyata." Anakidah.

1 x 24 jam sebelum tulisan ini naik siar, bekas Sekretaris Daerah Kabupaten sekaligus calon bupati Pilbup 2008 Lampung Utara; kelak Pj bupati 2008-2011 hingga Bupati Tulang Bawang Barat 2011-2014, Wagub Lampung 2014-2019 juga dikenal jago tenis lapangan, pehobi off-road, pelukis ulung, Bachtiar Basri alias Om Bach, didapuk paslon memimpin tim pemenangan cagub-cawagub Mirza-Jihan.

Om Bach saat bupati Tubaba didampingi wakil bupati Umar Ahmad --kelak pecahkan rekor kepala daerah pertama di Lampung produk politik Pilkada dengan paslon tunggal lawan kotak kosong 2020, kini Ketua Bappilu PDI Perjuangan Lampung, mantan bacagub/bacawagub Lampung di bursa Pilgub 2024.

Cagub seberang, cagub Gerindra pertama yang dideklarasikan partai itu di Indonesia, Rahmat Mirzani Djausal a.k.a RMD atau Iyay Mirza, pernah Bendahara DPW PAN Lampung 2017 dampingi Om Bach ketuanya. Tak lama.

Berseberangan puan, Pilgub ini Umar Ahmad didapuk jua menjadi panglima perang paslon pejawat Arjuno. Sekaligus tagline, akronim duet Arinal Djunaidi dan Sutono.

2011-2014 sedapur setungku duet Bachtiar Basri-Umar Ahmad sepernanakan nasi, kini 2024 sang guru Om Bach bakal asah ulang, asah terampil adu ilmu dengan sang murid Umar Ahmad. Dulu kada, Om Bach-Bro Umar kini kompetitor koki dapur paslonkada.

Arjuno, duet sesama eks orang dekat dua periode gubernur Sjachroedin ZP alias Kyay Oedin, sesama eks Kepala Dinas Kehutanan Lampung, dan sesama eks penjabat jabatan tertinggi ASN di Lampung, Sekdaprov. Arinal Sekdaprov 2014-2016 era Om Bach wagub dampingi gubernur Ridho Ficardo. Sutono penerusnya kurun 2016-2018.

Sutono mundur, mendadak pensiun dini, usai ditelepon Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dilamar mendampingi cagub PDI Perjuangan Pilgub 2018, Herman HN. Kala itu, Herman-Sutono versus Arinal-Nunik versus pejawat Ridho-Bachtiar jilid II, plus versus "paslon tunggal" Mustafa-Djajuli (Djajuli PKS terpaksa kampanye termasuk debat kandidat sendirian lantaran cagub Mustafa saat itu Ketua DPW NasDem Lampung, dicokok KPK).

Herman HN kelak Ketua NasDem Lampung 2022-2025, Sutono kelak Sekretaris DPD PDI Perjuangan Lampung 2019-2025, Arinal usai Ketua Partai Golkar Lampung kelak Gubernur Lampung 2019-2024, cagub PDI Perjuangan Pilgub 2024. Belum ada tanda-tanda bakal kena sanksi bahkan hingga dipecat lantaran DPP partainya mengusung paslon seberang.

Nunik, nama tenar Chusnunia Chalim, Ketua PKB Lampung ini, usai mengundurkan diri dari jabatan wagubnya Arinal 2023 syarat nyaleg kini aleg DPR RI 2024-2029 dapil Lampung II terpilih, ajukan adik kandungnya, pejawat DPD RI 2019-2024 kembali terpilih periode mendatang nun bakal mundur 22 September usai resmi KPU tetapkan sebagai cawagub.

Longok ke Pringsewu, kerabat istri Arinal, Adi Erlansyah kini cabup Pringsewu antara lain diusung Demokrat-PAN, notabene juga dua parpol pengusung Mirza-Jihan.

Longok Kyay Oedin, tahun politik ini bak jadi tahun comeback-nya dinastinya. Generasi kedua Sjachroedin, dua kini legislator: sulung Rycko Menoza SZP aleg DPR RI 2024-2029 dapil Lampung I dari Golkar pimpinan Arinal, bakal kompatriot Nunik dan calon pengganti Jihan adik Nunik peraih suara terbanyak ke-5 Pileg DPD RI Almira Nabila Fauzi putri cabup Pringsewu dari PKB Fauzi, serta bungsu Oedin yakni Handitya Narapati aleg DPRD Lampung 2024-2029 terlantik dari Fraksi Golkar.

Adik Rycko kakak Dadek -sapaan Handitya, yakni Aryodhia Febriansyah SZP, kini calon wakil walikota Bandarlampung 2024 dampingi cawalkot penantang, bekas Kadis Kesehatan Kota era Walikota Eddy Sutrisno dan Kadiskes era tiga gubernur: Kyay Oedin, Ridho Ficardo, dan Arinal; "Bunda Jambul" Dr Reihana.

Longok nasib pejawat, predikat "Anda belum beruntung" lantaran mesti tersingkir dari bursa kandidat Pilkada, tersemat pada sosok Wabup Lampung Selatan Pandu Kesuma Dewangsa kini Gerindra, Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo usai diberhentikan dari jabatan ketua DPC PKB untuk sementara gagal nyalon gegara admin SILON kabur hari terakhir perpanjangan pendaftaran paslon.

Longok paslon pejawat yang akur kompak lanjut tempur jilid dua, ada tiga: Eva-Deddy (Bandarlampung), Parosil Mabsus-Mad Hasnurin (Lampung Barat), dan Wahdi Siradjudin-Qomaru Zaman (Kota Metro).

Longok kada dua periode mentok ajukan istri jadi cakada menyusul sukses dua periode Walikota Bandarlampung Herman HN ajukan Eva Dwiana menang terpilih Pilkada 2020, di Pilkada 2024 juga ada dua: Dendi Ramadhona ajukan Nanda Indira Bastian (Pesawaran) dan Agus Istiqlal ajukan Septi Heri Agusnaeni (Pesisir Barat). Beda kasus, eks Bupati Mesuji yang diberhentikan usai terjerat korupsi, Khamamik ajukan Elfianah maju Pilbup.

Longok dulu berpasangan kini sesama petarung berseberang: Musa Ahmad versus Ardito Wijaya di Lampung Tengah, Winarti versus Hendriwansyah di Tulang Bawang.

Lantaran per kabupaten/kota, rakyat calon pemilih Pilkada Serentak 27 November 2024 nanti bakal menerima dan mencoblos dua surat suara masing-masing surat suara Pilbup atau Pilwalkot setempat dan Pilgub Lampung.

Maka berpotensi takkan terelakkan, misalnya, pencoblos Winarti-Reynata di Tulang Bawang, atau Nanda-Antonius di Pesawaran, atau Hamartoni-Romli di Lampung Utara, akan terbelah suaranya.

Kader banteng, simpatisan PDI Perjuangan dan Megawati, berikut konco-konconya akan mencoblos kedua paslon masing-masing di surat suara Pilbup, dan kemungkinan besar akan mencoblos Arjuno di surat suara Pilgub.

Sebaliknya, kader garuda, dan simpatisan Gerindra dan Prabowo berikut sohib koalisi gemuknya, akan solid mencoblos Mirza-Jihan di surat suara Pilgub, tetapi akan mencoblos paslonbup-wabup atau paslon walikota dan wawalkot yang diusung-didukung partainya.

Lantaran Pilkada sama sekali berbeda dengan Pilpres lalu dalam hal preferensi keterpilihan TPS berbasis rekam jejak daya keterkenalan, keterpilihan, tingkat penerimaan, rasionalisasi rakyat pemilih terhadap profiling political tracing lanjut political trancking paslon.

Maka, diksi fatalis semacam "ikut yang rame", atau "liat nanti siapa yang dateng ke rumah", dalam kacamata penulis akan pelan menjauh dari sistematika berpikir rakyat calon pemilih Pilkada 2024 di Lampung untuk tak lagi naif.

Padahal medan Lampung sedemikian luasnya, provinsi ujung bergaris pantai terpanjang di Sumatera dengan angka kemahalan logistik yang masih tergolong tinggi antarwilayah 15 kabupaten/kita didalamnya, urusan hajat hidup orang banyak satu ini lewat pintu kekuasaan, Lampung ini kecil, ternyata.

Termasuk angka APBD Provinsinya. Tak sampai dua digit, wakhei! Meminjam heran seorang kawan, mantan Kepala OJK sini satu ketika: perputaran uang beredar di Lampung Rp80-100 triliun. Tapi gak kelihatan. Tengara kuat, pusat edar di Jakarta bahkan "nyumput" di negeri jiran yang luasnya "seuprit" seluas lahan HGU SGC di Lampung. Negeri Singa.

Andai logistik menang Pilgub Lampung 2024 ini sampai Rp1 triliun, misalkan, maka itu tak seper-seberapanya dari total nilai kekayaan bersih taipan terkaya Indonesia, lulusan SMP bekas sopir angkot di Kalimantan, dan pendiri konglomerasi Barito Pacific Prajogo Pangestu.

Sigi Informa Connect Academy, Prajogo yang berkekayaan bersih sekitar 43,4 miliar dolar AS (Rp668,95 triliun) per September 2024, adalah calon triliuner (pemilik kekayaan setara 1 triliun dolar AS setara Rp15.414,6 triliun asumsi kurs Rp15.414 per dolar AS) ke-4 dunia 2028 mendatang, dengan catatan jika rerata pertumbuhan tahunan kekayaannya konsisten di angka 135,95 persen per tahun.

Lampung sebagai sirkel, Lampung sebagai battle, boleh saja dibilang kecil. Akan tetapi, sebagaimana terbujur terbentang kurun masa pascareformasi, urusan hajat hidup orang banyak, urusan rebut rebutan perebutan kekuasaan, urusan kontestasi kandidasi elektoral, Lampung secara niscaya sejarah, banyak diakui entitas luar sana, besar efek, besar impact, besar dampak -berdampak bagi formasi konfigurasi politik nasional kita.

Ingat lagi yang kerap dipopulerkan mendiang tokoh pers Bambang Eka Wijaya, Lampung notabene adalah laboratorium konflik politik paling kinetik di Indonesia. Segala sesuatu trial error praktik demokrasi politik, di sini ada. Tak jarang jadi barometer, Lampung ini kecil, sekaligus besar, ternyata. Anakidah. (*)

*) warga Lampung, kontributor Helo Indonesia.