Helo Indonesia

Ukuran Kemuliaan Itu Istiqamah

Herman Batin Mangku - Opini
3 jam 28 menit lalu
    Bagikan  
Gufron Aziz Fuadi
Gufron Aziz Fuadi

Gufron Aziz Fuadi - Gufron Aziz Fuadi

OLEH GUFRON AZIZ FUADI

ADA yang whatsapp ke saya menanyakan tulisan terbarunya, kok sudah cukup lama nggak muncul? Memang, terakhir, saya share tulisan pada 18 Juli lalu. Jadi ya sepuluh harian belum nulis lagi. Padahal niat dan tekadnya ingin nulis minimal setiap pekan 2 tulisan.

Kata orang yang paling sulit dalam membuat tulisan itu menemukan ide atau inspirasinya. Tetapi setelah biasa menulis ternyata yang paling sulit bukan menemukan ide tetapi konsistensi atau istiqomah untuk selalu melakukan sesuatu secara rutin. 

Ide selalu ada dan bisa didapatkan dalam berbagai peristiwa yang kita alami, dengar, atau lihat pada pihak lain.

Pada satu kesempatan ada seorang binaan lama yang juga sudah lama tidak bertemu, curhat tentang kondisi tarbiyah nya yang sudah belasan tahun masih panggah di kelas tiga. Sementara teman temannya sudah kelas lima bahkan binaannya sudah pada kelas empat.

Sebenarnya, saya tahu masalahnya, hanya saya bilang, kelas itu bukan ukuran kemuliaan, jadi tenang aja, yang penting jangan patah semangat, tetap istiqamah. Karena ukuran kemuliaan diukur dari keistiqamahan terhadap nilai dan konsistensi terhadap amal (dakwah)...

Alhamdulillah terakhir saya dengar dia masih tetap kelas tiga, punya binaan khasah dan punya binaan majelis taklim serta aktif dalam kegiatan. Padahal pada saat yang sama banyak kelas empat yang sudah tidak sempat memegang binaan, baik yang khasah maupun yang ammah.

Istiqamah memang sulit, walaupun dalam amalan kecil atau ringan.
Rasulullah Saw bersabda: "Wahai sekalian manusia, beramalah menurut yang kalian sanggupi, sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga kalian merasa bosan, sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu walaupun sedikit.” (Bukhari)

Secara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus.
Menurut terminologi akhlak, istiqomah adalah siap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun berbagai macam tantangan dan godaan

Sedang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Medan istiqamah itu luas dan beragam sesuai kedudukan dan tanggung jawab seseorang. Bila kedudukan dan tanggung jawab seseorang semakin tinggi, tuntutan istiqamah nya tentu bukan sekedar menjaga shalat lima waktu berjamaah di masjid, membaca quran setiap hari atau yang semisalnya.

Tetapi tuntutannya adalah konsistensi dengan nilai yang dulu diperjuangkan dan komitmen dengan janji yang pernah diucapkan.

Jangan sampai seseorang dulu aktivis antikorupsi, hanya karena belum punya kesempatan. Dulu anti kemapanan hanya karena belum mapan. Setelah punya kedudukan lupa akan semua yang dulu diperjuangkan. Tidak istiqamah!

Istiqamah memang berat dan sulit, maka ketika Allah berfirman:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

"Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kalian kerjakan".
(Hud : 112)

Terhadap ayat ini Rasulullah Saw bersabda rambutku semakin cepat beruban karena turunnya surat Hud... Tentu karena saking beratnya perintah untuk istiqamah.

Beratnya istiqamah ini seperti dijelaskan Imam An-Nawawi rahimahullah, istiqamah berarti “Lurus di atas ketaatan sampai diwafatkan dengan keadaan seperti itu.”
Dengan kata lain konsistens sampai mati!

Orang yang istiqamah itu reka dan siap badannya terbelenggu tapi jiwanya tetap merdeka, seperti dicontohkan oleh Bilal bin Rabah.
Seperti ungkapan para mujahid dalam nasyid "Akhi anta hurrun",

أخي أنت حرٌّ وراء السدود
Akhi… Engkau adalah merdeka walaupun di balik jeruji besi itu

أخي أنت حرٌّ بتلك القيود
Akhi… Engkau adalah merdeka walau dibelenggu
إذا كنت بالله مستعصما
Bila engkau berpegang teguh kepada Allah...

Terhadap hamba yang istiqamah Allah memberikan pujian tersendiri:
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap Istiqomah (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
(Fushilat: 30)

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)

 -