bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Untuk Apa Kita  Berpuasa

Herman Batin Mangku - Opini
Kamis, 28 Maret 2024 01:23
    Bagikan  
Gufron Aziz Fuadi
Gufron Aziz Fuadi

Gufron Aziz Fuadi - Gufron Aziz Fuadi

Oleh Gufron Azis Fuadi*

SETELAH beberapa hari ini berpuasa, sudah berapa kilo berat badan berkurang?
Kalau belum turun se-ons pun jangan sedih, jangan khawatir dan jangan kecewa. Karena tujuan ibadah puasa bukan untuk menurunkan berat badan atau mendapatkan badan ideal. Wulan Guritno mendapatkan berat badan yang bagaikan seorang gadis, tidak melalui puasa, tetapi melalui pola makan yang ketat, renang dan  nge-gym hampir tiap hari.

Tujuan puasa memang bukan itu. Tetapi tujuan adalah, seperti ibadahi ibadah yang lainnya, adalah untuk bertaqwa. Sebagaimana firman Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (al Baqarah: 183)

Kita berpuasa, mendirikan salat, berhaji, berzakat dan ibadah lainnya tujuannya agar kita bertakwa, agar kita semakin dekat kepada Allah Swt. Demikian  jawaban yang dapat ditemukan dalam Alquran dan sunnah. Namun, hakikat sesungguhnya hanyalah Allah yang mengetahuinya.

Taqwa secara bahasa artinya  menjaga. Sedangkan secara istilah adalah melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Taqwa sangat penting, karena taqwa adalah bekal utama hidup kita baik di dunia apalagi akhirat. Saking pentingnya, setiap khatib Jumat selalu menyampaikan pesan atau wasiat taqwa saat memulai khutbahnya.

Taqwa juga merupakan ukuran kemuliaan dan kedekatannya dengan Allah. Firman Nya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(Al Hujurat: 13)

Dalam konteks ibadah mahdlah, sebagai hamba Allah, kita melaksanakan puasa dan ibadah lainnya hakikatnya adalah untuk membuktikan ketundukan otentik dan kepasrahan total, serta penyerahan yang sepenuhnya kepada-Nya, tanpa harus bertanya mengapa.

Mengapa?
Sebab, ibadah yang kita laksanakan pada hakikatnya adalah bentuk penyerahan diri secara absolut dan bentuk cinta tanpa syarat kepada-Nya. Saat kita beribadah, menjalankan perintah dan larangan Nya, sesungguhnya kita sedang merefleksikan versi ter-genuine (paling murni/sejati) diri kita sebagai hamba Nya.

Posisi hamba Allah dihadapan Allah adalah posisi tertinggi dan termulia dalam konteks hubungan Allah dan manusia. Bahkan Allah menyebut manusia terbaik, manusia yang paling dicintaiNya, nabi Muhammad Saw, dengan sebutan hamba. Misalnya dalam peristiwa Isra' mi'raj sebagaimana diungkapkan dalam surat Bani Israil ayat 1:

Mahasucii (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya..."

Adapun dengan berpuasa jiwa dan raga kita semakin sehat, hidup kita semakin tentram, solidaritas sosial semakin meningkat, keluarga semakin harmonis adalah efek samping dari ibadah kepada Allah. Karena apapun ibadah yang dilakukan karena Allah dan dilaksanakan sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Rasulullah Saw tidak akan mungkin menimbulkan efek negatif.

Bila ibadah ternyata menimbulkan efek negatif, bisa dipastikan bahwa pelaksanaannya tidak berdasarkan pada petunjuk yang nabi ajarkan. Bisa jadi menambahi atau mengurangi dari petunjuk yang diajarkan atau dicontohkan beliau.

Namun demikian memberikan penjelasan yang simpel dan terjangkau oleh nalar anak anak tidak mengapa bila menyampaikan seperti yang dikatakan Bimbo beberapa puluh tahun lalu:

Ada anak bertanya pada bapaknya
buat apa berlapar-lapar puasa
ada anak bertanya pada bapaknya
tadarus tarawih apalah gunanya

lapar mengajarmu rendah hati selalu
tadarus artinya memahami kitab suci
tarawih mendekatkan diri pada Ilahi...

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)

 * Ustadz

Tags