bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Banjir Lagi Banjir Lagi, Kotaku Tak Bersahabat dengan Alam

Herman Batin Mangku - Opini
Senin, 26 Februari 2024 09:34
    Bagikan  
Gunawan Handoko
Helo Lampung

Gunawan Handoko - (Foto Dokumen)

Oleh Gunawan Handoko*

BANDARLAMPUNG Di Kepung Banjir, demikian judul berita yang ditayangkan media Helo Indonesia yang langsung viral di media sosial. Berita yang disertai tayangan foto dan video tersebut telah cukup mewakili betapa porak-porandanya sebagian kawasan kota Bandarlampung akibat bencana banjir yang terjadi pada Sabtu 25 Februari 2024, bertepatan dengan malam Nifsu Sya’ban.

Guyuran hujan deras yang berlangsung beberapa jam telah mengakibatkan banjir hampir di seluruh wilayah Kota Bandarlampung. Air yang datang secara tiba-tiba dan di luar dugaan seakan ‘marah’ menerjang dan menggenangi kawasan permukiman serta rumah-rumah penduduk.

Beberapa sungai yang diharapkan mampu untuk menampung debit air justru meluap dan membuat genangan air semakin tinggi. Sungguh ironis dan menyedihkan. Menyaksikan kondisi di beberapa kawasan kota yang terkena bencana malam itu, rasa dilematis seorang manusia dimulai.

Siapapun akan merasa miris melihat kondisi masyarakat yang rumah dan perabotannya terendam air. Bencana banjir tampaknya masih ingin mengakrabi kawasan kota Bandar Lampung.

Kita patut apresiasi sikap tanggap Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana yang langsung datang ke lokasi di tengah malam untuk menyambangi para korban. Juga kesigapan Kapolresta Bandar Lampung Kombes Abdul Waras dan jajarannya yang menangani langsung proses evakuasi para korban.

Sikap tanggap para petinggi dalam penanganan bencana tersebut paling tidak telah membuat masyarakat yang terkena musibah menjadi sedikit bingar dan merasa diperhatikan.
Bencana banjir yang terjadi setiap musim hujan sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat kota Bandarlampung.

Itulah sebabnya setiap kali menjelang Pemilihan Walikota Bandar Lampung masalah banjir selalu menjadi ‘jualan’ para calon Walikota Bandar Lampung pada saat kampanye dengan memaparkan rencana program yang akan dilakukan jika terpilih nanti.

Namun untuk merealisasikan janji tersebut bukan hal yang mudah karena butuh biaya yang besar dan komitmen yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Kota dan lembaga DPRD. Hal yang perlu dipahami bersama bahwa kondisi drainase kota yang ada saat ini sudah saatnya untuk dilakukan rehabilitasi dan revitalisasi total, khususnya di kawasan hilir.

Sebagian besar drainase kota yang ada sudah tertutup oleh bangunan yang tumbuh demikian pesat. Sementara Pemerintah Kota Bandarlampung telah kehilangan dokumen teknis terkait desain drainase kota sehingga tidak dapat mengetahui secara pasti dimana jejak atau letak saluran yang seharusnya berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air.

Begitu pula kondisi sungai yang ada telah terjadi penyempitan akibat maraknya bangunan di tepi sungai tersebut. Sebagian lagi telah terjadi pendangkalan akibat ulah manusia yang selama ini kurang menyadari tentang resiko yang akan timbul apabila sungai dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah, kotoran dan limbah.

Banjir yang melanda kota Bandarlampung kali ini merupakan musibah terburuk dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Saatnya Pemerintah Kota Bandarlampung untuk berbenah dengan memperlakukan alam ini secara arif dan bijak. Keangkuhan terhadap alam dengan unjuk gelar bangunan beton dan kaca hanya akan membuahkan malapetaka yang pada akhirnya harus dibayar mahal, bahkan sangat mahal.

Manakala sawah, hutan dan rawa tidak lagi berfungsi sebagai pengendali air dan berubah menjadi rumah-rumah beton dan kaca, maka sesungguhnya kita sedang menanti hadirnya sebuah kehancuran lingkungan. Boleh jadi musibah banjir ini sebagai peringatan bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai aspek tehnis dan aspek sosial yang diyakini sebagai penyebab bencana banjir.

Semua ini menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat, tanggungjawab kita semua. Perlu dikobarkan kembali semangat gotong royong yang merupakan warisan nenek moyang kita dalam memelihara lingkungan dan alam ini. Semoga bencana banjir ini akan menyadarkan kita semua yang telah lalai didalam bersahabat dengan alam semesta.

 *) Pemerhati Lingkungan dan Permukiman, tinggal di Bandarlampung

Tags