bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Menggunakan OCB utk menjawab Tantangan AI

Ratu Mandiri - Opini
Selasa, 30 Januari 2024 21:17
    Bagikan  
ROY SURYO
istimewa

ROY SURYO - Roy Suryo sewaktu meraih gelar Doktor

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Seminggu lalu, Selasa 23/01/24, Alhamdulillah Prodi S3 Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta telah menganugerahkan Predikat "Doktor Summa Cum Laude" kepada saya atas Disertasi yg berjudul "Pengaruh Pemberdayaan & Kecerdasan Emosional thdp Inovasi serta Implikasinya pada OCB" di sebuah Institusi. Sementara kemarin, Senin 29/01/24 berlangsung sebuah Diskusi yg membahas tema "AI dan Keberlanjutan Media". Kedua topik ini sangat berhubungan, dimana OCB (Organizational Citizenship Behavior) dapat menjadi Solusi utk menjawab Tantangan AI (Artificial Intelligence) tersebut.

Sebagaimana dibahas kemarin, AI adalah sebuah Keniscayaan, Suka atau tidak, Cepat atau Lambat, Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan ini akan semakin masuk dan mengambil peran, utk tidak menggunakan istilah "menggerogoti" tugas2 yg biasa dilakukan oleh Manusia. Bagaimana tidak, mulai dari maraknya ChatGBT yg digunakan oleh Awak Media, sampai benar2 tampilnya Presenter AI (Anya, Devano, Nadira, Sasya, Jhoni dkk) sudah mulai menjadi "santapan sehari2" masyarakat, sehingga mulai muncul kekhawatiran dan berbagai pertanyaan "Akankah di suatu saat Peran Manusia benar2 tergantikan oleh Teknologi bahkan kesemuanya diambil-alih oleh Robot2 Cerdas semacam ini?.

Pertanyaan ini tentu tidak bisa disalahkan, karena meski sampai saat ini AI atau Robot masih dikatakan " belum memiliki Emosi", namun sedikit banyak sudah muncul konsep Humanoid (gabungan Manusia dan Robot, dimulai dengan era Cyborg) yg sedikit demi sedikit bisa menggunakan Algoritma bernuansa Emosional tsb. Sehingga kalau dulu AI atau Robot ini masih terlihat "letterlijk" alias kaku sesuai dgn apa2 program yg diisikan kedalamnya, mendatang mereka sudah akan benar2 bisa belajar jauh lebih humanis dibandingkan dgn AI atau Robot2 jaman awal terdahulu. Sehingga meski manusia menjadi lebih dimudahkan di era Society 5.0, namun era Disrupsi Teknologi ini pasti menimbulkan Ancaman bagi sebagian masyarakat, terutama yg gagap terhadap kecanggihan tersebut

Oleh karena itu apakah kita -sebagai Insan Manusia yg dibekali kemampuan utk berpikir oleh Tuhan Yg Maha Kuasa, Allah SWT- akan "menyerah" begitu saja seperti pada Film Terminator yg akhirnya Bumi dikuasi makhluk2 yg semula buatan manusia sendiri tsb? Tentu saja tidak. Meski harus diakui bahwa sangat banyak sisi positif penggunaan AI atau Robot ini dimasa depan, namun sisi negatifnya jangan dilupakan. Apalagi memeng ada orang2 yg sengaja mau memanfaatkannya utk tujuan tsb, misalnya penyalahgunaan AI utk Politik spt saya contohkan kemarin (Menghidupkan kembali Mantan Presiden Indonesia utk Kampanye Politik atau Memanipulasi Suara Ketum Partai dan Capres tertentu).

Jadi apa yg harus dilakukan oleh Media (dalam Diskusi kemarin) atau Instansi tertentu (dalam Disertasi saya) tsb adalah Pemanfaatan secara maksimal semua Variabel yg bisa digunakan utk mendorong OCB, dimana OCB merupakan konsep yang menekankan pada perilaku ekstra individu di dalam organisasi. OCB meliputi perilaku2 seperti membantu rekan kerja, memegang tugas yang tdk tercantum dalam deskripsi pekerjaan, dan mempromosikan suasana kerja yang positif. Perilaku ini tidak diwajibkan oleh deskripsi pekerjaan atau aturan organisasi, tetapi bertujuan untuk mempromosikan suasana kerja yang positif dan membantu organisasi mencapai tujuannya. OCB memiliki dampak positif pada hasil organisasi, seperti kinerja, produktivitas, dan moral karyawan. Dengan kata lain, faktor Humanis disinilah yg dikedepankan sebagau keunggulan Manusia (sementara ini) thdp maraknya Teknologi AI atau Robot.

Beberapa faktor yang mempengaruhi OCB meliputi budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kondisi kerja. Kepemimpinan dapat mempromosikan OCB melalui pemahaman, dukungan, dan pengembangan budaya organisasi.
Pengukuran dan penilaian OCB dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan survei yang dapat mengukur perilaku seperti membantu rekan kerja, menunjukkan loyalitas, dan mempromosikan suasana kerja positif. Hasil dari pengukuran ini dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku positif dan memperkuat budaya organisasi. Jadi dengan memahami definisi dan konsep OCB, organisasi dapat mempromosikan perilaku-perilaku positif yang membantu mencapai tujuannya dan memperkuat budaya organisasi disebuah media atau institusi tersebut.

Ada beberapa dampak positif yg dapat diterima oleh organisasi dari perilaku OCB dari karyawannya, antara lain: Kinerja Organisasi, Moral Karyawan, Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja & Reputasi Organisasi. Jadi disini memang saya menekankan "perbedaan" sifat Manusia dan Mesin ini dapat menjadi peluang yg paling tepat saat ini utk menjawab Tantangan AI, meski tentu saja hal ini tidak bisa berlaku selamanya karena teknologi terus berkembang dan semakin canggih utk benar2 mendekati, menyamai atau bahkan melebihi dari manusia itu sendiri, Wallahualam. Demikian juga ada bbrp Faktor yg mempengaruhi OCB dari Karyawan, antara lain adalah : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kondisi Kerja, Reward dan Sanksi, Konsep Diri dan Keterikatan Organisasi yg saling berbeda2.

Hal lain yg masih bisa membedakan antara Manusia dan Mesin disini termasuk adanya Prbedaan budaya dalam dalam OCB, karena budaya memegang peran penting dalam OCB karyawan. Beberapa perbedaan Budaya tsb adalah : Individualisme vs Kollektivisme, Masculinity vs Femininity, Individual Power Distance, Collectivism Power Distance. Artinya masing2 perbedaan "khas manusia" ini yg justru dapat dimanfaatkan utk meningkatkan peran masyarakat dalam OCB Perusahaan Media atau Institusinya. Jadi disinilah saat ini yg harus dimanfaatkan, termasuk oleh Pemerintah dalam hal membuat Kebijakan atau Peraturan2, misalnya BRIN yg menyusun Program Strategis Nasional 2022-2045 harus bisa melihat Faktor2 perbedaan ini sebagai Titik krusial utk menjawab Tantangan Jaman agar Kebijakan yg diterbitkan nantinya tidak malah kontraproduktif dgn kemajuan jaman itu sendiri.

Kesimpulannya, Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku ekstra yg dilakukan oleh karyawan yg tdk termasuk dalam tugas utama mereka, tetapi membantu meningkatkan hasil organisasi. Dalam hal ini tugas2 yg sementara belum dapat diambil-alih sepenuhnya oleh Teknologi Robot atau AI. OCB dapat mempengaruhi kesejahteraan karyawan, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil organisasi. Kepemimpinan memainkan peran penting dalam mempromosikan OCB dan budaya organisasi mempengaruhi perilaku OCB karyawan. Organisasi harus memahami pentingnya OCB dan berusaha untuk mempromosikan perilaku positif karyawan agar dapat mencapai hasil terbaik. Disinilah peran Manusia masih benar2 nyata dan memiliki marwah tersendiri utk tidak begitu saja menyerah dihadapan Teknologi AI, IoT dan Robot. Semoga ...

( Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, Pemerhati Telematika, Multimedia sekaligus AI dan OCB - Lulusan Prodi S3 IM-UNJ dgn Predikat " Summa Cum Laude" 2024.)

Tags