bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Kelurahan Nama Tanaman, Pohon Halim Bakal Jadi Superblok Sinar Laut?

Herman Batin Mangku - Opini
Minggu, 21 Januari 2024 10:15
    Bagikan  
Nama
Helo Lampung

Nama - Bunga pohon simpur (Foto Ist)

Oleh Anshori Djausal*

SEBELUM ada gedung bertingkat, apalagi sampai belasan dan ratusan tingkat, pohon masih merupakan objek tertinggi pada cakrawala atau kaki langit atau tanaman yang mendominasi wilayah tersebut sehingga menjadi tanda atau 'land mark' suatu kawasan.

Penamaan ini tentu saja penting untuk arah atau tujuan pergerakan masyarakat pada kawasan tersebut. Tidak terkecuali di Kota Bandarlampung yang dulu namanya Tanjungkarang-Telukbetung.

Jejaknya masih ada, hampir semua nama wilayah Kota Bandarlampung berdasarkan nama pohon. Ambil beberapa contoh saja:
1. Simpur, pohon simpur.
2. Klutum, pohon klutum.
3. Durian Payung, pohon durian.
4. Wayhalim, pohon halim adalah nama tanaman gaharu dalam Bahasa Lampung.
5. Umbul Kapuk, pohon randu yang menghasilkan kapuk buat kasur tempat tidur sebelum digantikan springbed.
6. Bambu Kuning, pohon bambu berwarna kuning.
7. Kemiling, pohon kemiri
8. Gunung Kunyit, tanaman kunyit.
9. Kebon jahe, tanaman jahe.
10.Kebun sawo, pohon sawo.
11.Kampung Sawah, sawah tanaman padi.
12. Dll.

Pohon-pohon itu sudah tidak ada di tempatnya dulu, tapi namanya masih dipakai sebagai nama tempat atau lokasi walaupun yang belanja di SIMPUR tidak pernah tahu bunga simpur itu cantik.

Saat ini, nama-nama tempat di Kota Bandarlampung sudah berganti dengan nama mall: MBK, Moka, Sinar Laut, Transmart. Karena bangunannya merupakan objek yang tertinggi dan menonjol saat ini di kawasanya.

Barangkali, sebentar lagi, jpenguasa dan pengusaha bakal menambah nama-nama land mark wilayah jadi super blok- super blok. Yang lagi ramai, apakah pohon halim bakal berganti jadi superblok yang Sinar Laut Grup? Seperti Hotel Grand Mercure, di atas gedungnya ada nama Sinar Laut. 

Apakah membangun itu berarti menghancurkan? Pembangunan tidak berarti menebang pohon yang sudah ada. Saya teringat ketika berkunjung ke Gedung Kembar Petronas di Malaysia. Pada sebuah display terlihat upaya Penyelamatan satu pohon pule (pulay atau pelawi) yang dipertahankan sebagai penanda di kawasan Gedung Kembar itu.

Seperti halnya di Malaysia, apakah masih ada penguasa, pengusaha, dan berbagai elemen masyarakat yang masih menghargai jejak sejarah wilayahnya di Kota Bandarlampung? Siapa yang mau menghadirkan kembali keindahan bunga sempur di Kota Bandarlampung?

* Penggiat Lingkungan Hidup.

 

Tags