Helo Indonesia

Hidup dalam Keberagaman dan Era Digital, Kembalikan Pancasila sebagai Habitus

Ajie - Nasional
Senin, 5 Juni 2023 14:23
    Bagikan  
Hidup dalam Keberagaman dan Era Digital, Kembalikan Pancasila sebagai Habitus

Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo bersama tokoh lintas agama dalam Refleksi Hari Pancasila di Malang

MALANG, HELOINDONESIA.COM - Salah satu permasalahan krusial dalam keberadaan Pancasila sebagai dasar negara adalah makin asing dan tidak pedulinya masyarakat terhadap keberadaan Pancasila. Terlebih lagi berkembangnya nilai - nilai asing,  menyebabkan spirit persatuan dan kesatuan melalui Pancasila kian menjauh .

 

Oleh karenanya, dalam berkaitan dengan  Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023 dan bulan Bung Karno, PHDI Kota Malang beserta tokoh lintas iman mengadakan acara diskusi Refleksi Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno, pada Minggu 4 Juni 2023 di Malang, Jawa Timur.

Acara yang dihadiri pengurus dan anggota Parisada Hindu Indonesia se-Kota Malang , tokoh lintas agama dan masyarakat ini menghadirkan staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo sebagai nara sumber.

Dalam paparannya, Benny membahas dinamika berbangsa dan bernegara, khususnya terkait pandangan masyarakat mengenai Pancasila sebagai dasar negara.

Benny, dari lembaga yang dikepalai oleh Profesor Yudian Wahyudi ini menyampaikan, Pancasila merupakan nilai luhur yang digali dari  falsafah hidup bangsa Indonesia, yang keberadaannya sebagai dasar negara sudah final.

Menurutnya, jika bukan Pancasila dasar negaranya, maka bangsa ini bukan lagi bangsa Indonesia.  Dia lalu menyampaikan hasil survei SETARA Institute yang mengejutkan terkait dengan tantangan yang dihadapi dalam pengamalan Pancasila.

Survei ini, kata dia, menyatakan, 83,3 persen siswa SMA yang menjadi responden survei menyebutkan keberadaan Pancasila tidak permanen dan posisinya sebagai dasar negara sesungguhnya dapat digantikan oleh ideologi lain.

Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa dalam survei yang sama 33 persen siswa SMA responden sependapat tidak apa-apa melakukan kekerasan terhadap mereka yang berbeda agama.

‘’Hasil survei ini membuktikan bahwa persepsi masyarakat khususnya generasi muda terhadap Pancasila dan penghormatan kepada keberagaman berada pada titik yang memprihatinkan,’’ tandasnya.

Sebagai Habitus

Dia menegaskan, sudah seharusnya semua elemen masyarakat mulai berefleksi mengapa keadaan tersebut bisa terjadi dan tindakan apa yang perlu diambil untuk mengembalikan Pancasila sebagai habitus. Artinya hidup berbangsa dan dasar negara tidak semata-mata secara teori dan seremonial, namun benar-  benar menjadi kebiasaan, dan merasuk kembali dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Romo Benny, persoalan saat ini adalah dalam era digital dan informasi tanpa batas, tidak diajarkannya lagi Pancasila sebagai mata ajar dalam dunia pendidikan, warga negara Indonesia kehilangan Pancasila dalam ruang wacana publik dan tidak pernah dibicarakan oleh para pejabat.

“Hal ini menyebabkan paham-paham dan ideologi-ideologi asing dari budaya bangsa muncul. Tidak hanya agama, atau liberal, tetapi ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kearifan lokal. (Kita) penuh dengan ujaran kebencian, radikalisme agama, paham terorisme, dan hal ini cukup mengkhawatirkan,” jelasnya.

Lanjut dia, saat ini, semua warga dunia sudah tidak memiliki batas-batas dan semakin global. Karenanya rasa  nasionalisme pun bergeser menjadi perasaan yang makin mengglobal, sehingga untuk menghindari krisis. identitas khususnya dalam lingkup bangsa dan negara Indonesia.

‘’Diperlukan habituasi Pancasila pancasila harus kembali menjadi  habitus bangsa. Pancasila harus dibatinkan dalam perilaku semua lapisan masyarakat,’’ katanya.

Lebih lanjut Doktor Ilmu Komunikasi Politik Ini  mengajak para peserta dialog  untuk kembali  melakukan habituasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar Pancasila kembali menjadi Jati diri Bangsa.

‘’Kita harus memiliki landasan tentang Pancasila, tentang nilai-nilai dasar ideologi bangsa Indonesia. Dengan begitu, masyarakat dapat menyaring berita-berita yang datang,” tegas Benny.

Karenanya, dalam momentum hari lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno Benny menyatakan  Indonesia perlu kembali menjadikan Pancasila menjadi habitus Bangsa , yang mengatur cara berpikir, bernalar dan bertindak serta kembali menempatkan Pancasila menjadi  living dan working ideologi yang hanya  bukan sekadar  wacana, namun dibatinkan dalam hati dan pikiran.  (Aji)