Helo Indonesia

Kau Merubah Cintaku Jadi Benci

Nabila Putri - Lain-lain
Kamis, 2 November 2023 12:48
    Bagikan  
Gufron

Gufron - Gufron Aziz Fuadi

Oleh Gufron Aziz Fuadi*

ADA judul berita online yang membetot perhatian saya, Rabu (1/11/2023), yakni: "Panda Nababan: Saya Syok, Ini Bukan Jokowi yang Ku Kenal". Berita ini masih terkait dengan langkah politik Jokowi pascakeputusan MK tentang batas usia capres dan cawapres.

Dalam beberapa kesempatan, Panda sering memposisikan dirinya sebagai mentornya Jokowi saat menjadi gubernur DKI dan awal menjadi presiden.

Tiga hari sebelumnya, 29 Oktober 2023, media online lainnya, mengangkat judul: "Hasto: PDI-P Sedih dan Terluka Hati, Beri Privilese Besar ke Jokowi, tetapi Ditinggalkan."

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengaku partainya tengah merasa sedih dan terluka karena "ditinggalkan" oleh kadernya yang menjabat sebagai presiden, yakni Joko Widodo atau Jokowi.

Baca juga: Hengki Haryadi Warning Sapu Aksi Premanisme di Jakarta

Dua berita di atas dan beberapa berita lain yang senada, pertama mungkin menggambarkan suasana kebatinan yang memang sedang terjadi di jajaran PDI-P. Kedua, bisa jadi ini semacam playing fictim, seolah olah PDI-P menjadi korban.

Dan, kalau memang sebenarnya adalah korban, dibuat menjadi lebih besar lagi ke-korbanannya dengan harapan mendapatkan lebih banyak simpati rakyat pada Pemilu dan Pilpres 2024.
Seperti saat SBY mundur dari Mentaben di masa Presiden Megawati menjelang Pemilu 2004.

Sebelumnya sempat beredar kabar kader PDI-P yang melaporkan Rocky Gerung terkait ungkapan bajingan tolol, berencana mencabut gugatan atau laporannya karena belakangan menyadari ucapan Gerung sepertinya ada benarnya.

Wolak walik e jaman mungkin morip seperti kata Gus Mus dalam puisinya, Zaman Kemajuan: ... Inilah zaman kemajuan, Ada sirup rasa jeruk dan durian, ada keripik rasa keju dan ikan.
Ada republik rasa kerajaan,” 

Baca juga: Ketum PWI Pusat Hendry CH Bangun Sepakat Soft Launching HPN di Bundaran HI

Dan bagi yang sering mewiridkan shalawat asghil, seolah olah jawaban dari wiridnya. Bisa jadi.

Tetapi paling tidak bagi saya ini mengingatkan saya dengan lagunya Broery Pesolima:

… Kan kucari jalan yang sunyi
Untuk menghindar darimu
Ku berjanji di dalam hati
Takkan lagi ku menjumpaimu

… Di tengahnya kabut bermandi embun pagi
Dingin membuat hatiku membeku

… Kau yang telah membuat luka di hatiku
Kau yang telah membuat janji-janji palsu
Kau yang selama ini aku sayangi
Kau merubah cintaku jadi benci.

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)