bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Pemkot Belum Temukan Anak-Anak Cuci Darah Gara-Gara Makanan Instan

Herman Batin Mangku - Ragam -> Kesehatan
2 jam 58 menit lalu
    Bagikan  
EVA DWIANA
Helo Lampung

EVA DWIANA - Wali Kotabl Eva Dwiana didampingi Wali Wali Kota Deddy Amarullah ketika menjelaskan soal ramainya makanan instan yang menyebabkan anak-anak gagal ginjal (Foto Hajim/Helo)

  • LAMPUNG HELOINDONESIA.COM -- Pemkot Bandarlampung belum menemukan adanya anak-anak yang cuci darah akibat makanan instan atau kemasan siap saji dan minuman dengan kadar gula tinggi.

Wali kota Eva Dwiana berharap anak-anak Bamdarlampung terhindar dari penyakit yang membahayakan, apalagi sampai mengalami cuci darah. Dia mengingatkan anak-anak menghindari makanan instan atau kemasan.

'"Kepada orangtua diminta mengawasi anak-anak jajan sembarangan,bagusnya orang tua membawakan bekal untuk dibawa sekolah, seperti nugget dan berbagai masakan lainnya di rumah dengan variasi yang lebih sehat," katanya, Rabu (7/8/2024) di Aula Semergou

Menurut Eva Dwiana , lebih baik memasak sendiri, dan memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang baik dan terhindar dari bahan pengawet yang sering ditemukan pada makanan instan. 

Sementara Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Desti Mega Putri menyampaikan, bahwa cuci darah anak dilakukan di rumah sakit dan dlporkan ke Dinkes.

" Alhamdulillah untuk Bandarlampung belum ditemukan pasien anak dengan gagal ginjal yang dihemodialisa atau cuci darah," ucapnya

Desti mengimbau, kepada orang tua yang memiliki usia anak sekolah agar tetap waspada terhadap hal kemungkinan terjadi,sebaiknya bekal anak yang sehat bisa menyesuaikan dengan Program Gizi yaitu Isi piringku sebagai pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

Tujuan agar makanan yang dikonsumsi sehari-hari dapat bervariasi dan memiliki gizi yang seimbang, " terang dia

Sebelumnya sempat viral daerah di Jawa Barat ada ratusan anak yang menjalani cuci darah atau hemodialisis.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Jawa Barat, pasien anak yang harus menjalani cuci darah di 27 kabupaten dan kota mencapai 125 orang sepanjang 2023.

Di tahun ini, hingga Juli, kasusnya mencapai 77 pasien. Fenomena yang melatarbelakanginya dipengaruhi berbagai faktor.(Hajim)

 -