JAKARTA, HELOINDONESIA.COM - Tercatat ada ratusan suku bangsa di nusantara. Sehingga ada ratusan budaya pula yang dimiliki orang Indonesia.
Salah satunya adalah kebudayaan kebugaran atau wellness.
?Karena wellness itu menyebar di seluruh nusantara, kalau dikelompokkan dan dirajut antara satu sama lain menjadi ethno wellness nusantara (etna).?ujar Antropolog UI, Jajang Gunawijaya, Kamis (6/4/2023).
?Sistem kebugaran yang berasal dari kebudayaan lokal, pengetahuan dan nilai budaya lokal, dan dalam praktiknya terbukti bahwa orang Indonesia bugar,? paparnya lagi.
Dengan adanya perhelatan Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2023, menurut Jajang, ratusan kebudayaan kebugaran dari seluruh tanah air itu akan diangkat.
?Kita kerek bendera Indonesia, supaya, satu, jadi tuan di negeri sendiri. Kedua bisa sejajar dengan spa-spa wellness yang sudah ada di dunia,? cetusnya.
Karena itu, lanjut Jajang, ethno wellness nusantara jangan sampai kalah sama India, sama CTMnya China.
?Jangan sampai kalah juga sama Spa konvensionalnya Eropa. Kita lebih kaya, sudah terbukti 100% bahwa orang Indonesia itu bugar, sehat dan subur,? papar Jajang.
Sebenarnya, sambung Jajang, wellness tanah air tidak kalah bagus dengan wellness yang berasal dari negara lain.
?Kalah sih tidak, cuma aneh aja ada orang Indonesia mengagung-agungkan yoga. Yoga itu kan India. Bagus aja sebagai warga negara bisa berinteraksi dengan budaya asing. Tapi jangan lupa, kita punya Merpati Putih sebagai wellness olah pernafasan, kita juga punya batangeh di Sumatera, kita punya tangas Betawi, dan lain sebagainya,? papar Jajang.
Jajang berpesan kepada generasi muda bahwa melalui gelaran IWTIF 2023 ini banyak informasi-informasi dan latar belakang penting tentang manfaat ethnowellness di tanah air.
Dalam ajang itu, IWTIF akan memberikan servis peragaan-peragaan kepada para generasi muda yang menginginkan pengetahuan tentang wellness.
?Generasi muda harus bangga dengan kebugaran internal, harus bangga dengan massage asli budaya nusantara. Terus gimana anak muda itu minum ramuan-ramuan, tentu anak muda sekarang untuk minum jamu misalnya, beda sama anak muda dulu. Tapi kalau jamu dalam bentuk pil, dalam bentuk kosmetik, dalam bentuk lulur, tentu anak muda sekarang gak asing lagi. Jadi IWTIF ini memberikan kepada generasi muda bahwa mengindonesiakan itu asyik lho,? tandasnya.
