HELOINDONESIA.COM - Untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, pasukan Perlindungan Kimia dan Biologis Radiasi Angkatan Bersenjata Rusia mengerahkan artileri TOS-1A Solntsepek.
Roket dengan sistem penyembur api ganda berat ini menyerang formasi angkatan bersenjata Ukraina pada Selasa (29/8/2023) di wilayah Donbass.
Dari video yang diunggah akun telegram Zvezdanews, terlihat artileri Solntsepek di desa Berezovoe, Republik Rakyat Donetsk bersiap meluncurkan roket-roket berhulu ledak ganda itu.
Klaim Angkatan Bersenjata Rusia, operasi militer khusus sejak 24 Februari 2022 itu bertujuan untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Baca juga: Penggemar Voli Geger Gegara Pemain Idola Rivan Nurmulki Dicoret dari 12 Pemain ke Asian Games
Operasi yang dilakukan dalam 24 jam itu, Solntsepek dirancang untuk mendukung tembakan infanteri dan tank, menghancurkan kekuaatan musuh, memberikan posisi menembak terbuka dan tertutup bagi infanteri dan artileri lainnya, serta melumpuhkan kendaraan tempur pasukan Ukraina.
Untuk menghindari serangan drone lawan, Heavy Flamethrower System tersebut dilengkapi kisi-kisi untuk melindungi instalasi kendaraan dan roket yang dipasang di tangki chassis T-72.
Operator serangan dengan nama panggilan “Jeddah” ini menggaransi serangan yang ia lakukan paling mengerikan karena roket itu akan membakar segalanya tanpa meninggalkan apa pun.
Ditengarai, bom klaster yang pernah dilarang dipakai ini memang hasilnya mengerikan. Ledakan roketnya bisa menyedot oksigen dari udara di sekeliling untuk menciptakan panas bersuhu tinggi sehingga menghancurkan objek di sekitarnya.
Roket TOS-1A menggunakan hulu ledak termobarik atau bahan bakar udara sehingga sering disebut bom vakum.
Begitu mengenai target, muatan bom membuka wadah bahan bakar dan menyebarkan awan Wilson berkilo-kilometer jauhnya.
Musuh yang lolos dari target, tak bisa menghindari gelombang kejut yang bisa merobek organ tubuh dan memecah paru-paru.
