Helo Indonesia

Media Asing Sebut Hubungan Megawati dan Jokowi Memburuk Dipicu Soal Capres-Cawapres

Winoto Anung - Internasional
Sabtu, 3 Juni 2023 23:53
    Bagikan  
PDIP deklarasi capres
Ist

PDIP deklarasi capres - Deklarasi Ganjar Pranowo ssebagai calon presiden PDIP. (Foto Ist)

HELOINDONESIA.COMMedia asing ikut memantau perkembangan politik di Indonesia. Media asing asal Singapura The Straits Times menuliskan berita yang menyebut hubungan dua tokoh penting PDIP, yaitu Megawati dan Jokowi (Joko Widodo, kini Presiden) di saat ini memburuk.

Judu yang digunakan: Relations sour between Indonesia’s two most influential leaders in ruling party, say sources. (Hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di partai yang berkuasa di Indonesia memburuk, kata satu sumber).

Pada saat kurang dari satu tahun tersisa sebelum pemilihan umum (Pemilu 2024) di Indonesia, hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di PDIP yang berkuasa telah memburuk, dipicu soal pilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres, mereka rebutan utama.

Yang jadi pusat ketengangan adalah pemilihan calon wakil presiden untuk mencalonkan diri dengan calon presiden PDI-P yang baru diumumkan yakni Ganjar Pranowo, 54, seorang anggota senior partai. Pemicunya adalah deklarasi Ganjar sebagai capres di Istana Batutulis, Kota Bogor pada 21 April 2023.

Baca juga: Pamer Nonton Formula E Tapi Tak Diundang, Anies Dinyinyirin Netizen : Wariskan Even Bebani APBD 5 tahun, Itu Bukan Kebanggaan

Seorang politikus senior PDIP mengatakan, Jokowi sama sekali tidak dilibatkan Megawati dalam pemilihan Ganjar Pranowo. Bahkan, Jokowi dikabarkan sangat terkejut dengan deklarasi yang terasa mendadak pada 21 April 2023 atau sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Juga, Jokowi semakin kesal lantaran usulannya terkait cawapres diabaikan Megawati. Jokowi merekomendasikan dua pembantunya untuk menjadi pendamping Ganjar. Keduanya adalah Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menparekraf), dan Erick Thohir (Menteri Badan Usaha Milik Negara, BUMN).

Dikabarkan, Jokowi memilih Sandiaga karena ikut memenangkan menantunya, yaitu Bobby Nasution sebagai wali kota Medan 2020. Adapun keluarga Erick menjadi penyumbang utama dana kampanye Jokowi pada Pilpres 2019.

Sebelum deklarasi pencapresan Ganjar Pranowo itu, sebelumnya Jokowi kepada wartawan mengaku ingin menghabiskan liburan Lebaran di Solo.

Baca juga: Peluang Anies Baswedan Berpasangan Dengan Sandiaga Uno di Pilpres Sulit Terwujud

Karena itu, ketika berita deklarasi Ganjar muncul, Jokowi pun harus terbang ke Jakarta dan menuju Bogor untuk menghadiri acara tersebut. Selepas deklarasi, Jokowi bersama Ganjar pulang ke Solo menggunakan pesawat kepresidenan.

Setelah deklarasi Ganjar oleh PDIP, Jokowi tampak makin intens mendorong Prabowo maju sebagai capres. Hal ini terlihat jelas dari paparan Ketua Umum Projo sekaligus Wamendes PDT, Budi Arie Setiadi.

Budi Arie Setiadi merespons pidato Presiden Jokowi yang menyebutkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh capres 2024. Budi menilai Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Menhan Prabowo Subianto sebagai tokoh yang paling pas dengan kriteria tersebut.

"Kalau berani mempengaruhi politik global dan lain-lain, ya, merujuk ke beberapa nama spekulasinya kan? Kalau berani dan memahami politik global, ya, Pak Prabowo-lah," jelas Budi ketika diwawancara selepas acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (14/5/2023).

Baca juga: PAN Akan Sambangi Gerindra Senin, Bahas Peluang Koalisi

Budi Arie menganggap Prabowo adalah tokoh yang memiliki kriteria pemberani dan bisa disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang memahami kondisi ekonomi global. Dia menganggap, pemahaman ekonomi global merupakan hal yang penting.

Disinggung soal nama yang nantinya ditentukan oleh Presiden Jokowi, Budi mengaku masih menunggu keputusan tersebut. Pasalnya, dinamika politik juga masih terus berjalan.

Meski begitu, ia menegaskan Jokowi pasti menyebut nama yang muncul dari hasil Musra. Bahkan, pihaknya sudah diminta untuk menentukan skema nama-nama tersebut. (*)

(Winoto Anung)