Helo Indonesia

Ini Alasan Presiden Iran Gunakan Helikopter Tua Untuk Perjalanan

Malda - Internasional
Rabu, 22 Mei 2024 10:01
    Bagikan  
Foto
AP

Foto - Presiden Iran Ebrahim Raisi

HELOINDONESIA.COM -  Helikopter yang ditumpangi Presiden Iran, Ebrahim Raisi pertama kali diperkenalkan tahun 1968, Bell 212 dan beberapa variannya jadi andalan banyak operator militer dan sipil di seluruh dunia.

UH-1N Twin Huey, versi militernya, digunakan AS dalam konflik, termasuk Perang Vietnam dan invasi Irak tahun 2003.  Pesawat ini masih digunakan Angkatan Udara AS, Italia, Spanyol, Argentina, dan Arab Saudi.

Bell 212 adalah versi non tempur dari UH-1N Twin Huey yang masih banyak digunakan secara global.

Bell 212 yang berusia hampir 50 tahun itu dirancang untuk terbang dalam kondisi penerbangan visual, yang berarti pilot hanya mengandalkan kemampuan melihat untuk mengamati medan.

Para pejabat Iran mengatakan dua helikopter lainnya dalam konvoi kepresidenan yang terdiri dari tiga helikopter mendarat dengan selamat. Kurangnya informasi dari Teheran membuat rincian kecelakaan tersebut masih diselimuti misteri.

Bell 212, yang konon dioperasikan oleh Red Crescent Society of the Islamic Republic of Iran, kemungkinan besar dibeli sebelum Revolusi Islam 1979. Dikutip detikINET dari Euro News, Shah Mohammad Reza Pahlavi dari Iran memang dikenal karena kecintaannya pada penerbangan.

Namun, embargo senjata AS terhadap pemerintah Republik Islam Iran menyebabkan Angkatan Udara Republik Islam Iran kesulitan menghadapi kerusakan pada sebagian besar pesawat buatan Barat. Walau begitu, Teheran terus mengoperasikan pesawat dalam jumlah terbatas dengan kanibalisme terhadap armada yang ada dan merekayasa suku cadang yang sangat dibutuhkan.

Sanksi yang diterima oleh Iran berdampak terhadap pemeliharaan dan peningkatan armada pesawat militer hingga komersil. Itu sebabnya Iran memiliki armada penerbangan tua dengan usia rata-rata mencapai lebih dari 25 tahun.Dalam wawancara program berita TV pemerintah, mantan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan sanksi AS terhadap penerbangan Iran adalah salah satu alasan utama kecelakaan itu.

Kabut tebal dan badai kemungkinan besar menghambat pilot dan mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan di barat laut Iran, sekitar 20 kilometer dari perbatasan dengan Azerbaijan.

Daerah berhutan lebat ini terkenal dengan lereng gunung curam, sehingga sempat mempersulit upaya penyelamatan.
Pada tahun 2024, Bell 212 sebagian besar dipertahankan oleh pasukan polisi di Slovenia, Kroasia, Serbia, Makedonia Utara, dan tempat lain, serta penjaga pantai Kanada dan Jepang.