Rafah Dibombardir Israel, Ini 178 Elemen Turun ke Tugu Gajah

Sabtu, 1 Juni 2024 20:25
#AllEyesOnRafah. Courtesy Photo by Ahmad Ridwan/VIVA/Muzzamil Helo Lampung

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Bertepatan peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni, 180 elemen masyarakat sipil lintas aktor lintas sektor di Bumi Ruwa Jurai Lampung melebur dalam barisan Aksi Solidaritas Lampung Bersama Palestina Jilid II, bertitik kumpul area Masjid At-Taqwa, Jl Kotaraja hingga Jl Raden Intan depan Ramayana Tanjungkarang, Bandarlampung, Sabtu (1/6/2024) ba'da Zuhur.

Dari masjid pusat kota dirian 1950 ini, ribuan warga Lampung solider Palestina itu lalu long march sejauh 1,6 km menuju Tugu Adipura (Bundaran Gajah) Enggal, Bandarlampung. Mereka kembali turun ke jalan, mengutuk, mengecam, memprotes, dan menentang kejahatan kemanusiaan genosida kali kesekian zionis Israel di tanah Palestina.

Aksi Solidaritas Lampung Bersama Palestina Jilid II, bertitel "Dengan Kebhinekaan dan Kemanusiaan, Merdekakan Palestina" yang dikomandoi koordinator lapangan yakni Ustad Cucu dan KK Yasir ini, terbuka untuk umum.

"Siapa pun, apa pun agamamu, benderamu, organisasimu, latar belakangmu, mari, ikut bergabung. Bersama lebih dari 200 ormas, komunitas, lembaga terdata membersamai, puluhan ribu massa akan memadati Kota Bandarlampung. Bersama kita berjuang, untuk Palestina Merdeka," gugah poster digital aksi edar jauh hari, disertai pewanti "jangan lupa, siapkan infaq terbaikmu."

Aksi ini diisi orasi tokoh, pertunjukan teatrikal dan puisi, penggalangan donasi kemanusiaan, dan parade budaya daerah.

Kian hari, "semakin banyak individu yang peduli dan bersimpati terhadap rakyat sipil korban genosida zionis Israel yang sedang berlangsung di Rafah Gaza, Palestina," ujar korlap, KK Yasir.

"Cukup Menjadi Manusia, Untuk Membela Palestina," bunyi poster karton menyentuh, acungan seorang ibu hijabers berkacamata, tak ayal mata pewarta ikut berkaca-kaca.

Tergabung, ormas keagamaan, Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Lampung, Dewan Dakwah Islamiyah Lampung, Gerakan Mubaligh Islam (GMI) Lampung, Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Lampung, JSIT Indonesia, Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Lampung, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, Nahdlatul Ulama (NU) Lampung, dan PW Salimah Lampung.

Juga, ormas umum, lembaga kemahasiswaan intra dan ekstra kampus, OKP: Forum Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Wati (Forhati) Lampung, Front Persaudaraan Islam (FPI) Lampung, Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Lampung, Garuda Keadilan Lampung, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandarlampung, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lampung.

Berikut, Korps Alumni HMI (KAHMI) Forhati, Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Lampung, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Lampung, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lampung, Laskar Lampung Indonesia, Laskar Merah Putih (LMP) Lampung, PAKSI, Pelajar Islam Indonesia (PII) Lampung, Pemuda Pancasila Lampung, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lampung.

Lalu, organisasi komunitas dari relawan sosial kemanusiaan, pengurus masjid, organisasi profesi, yakni Al Fatah, Al Huda Lampung, Alumni 212 Lampung, Baituna, Birohmah Unila, Brother Fillah, Circle Inspiration Indonesia, FKAR Lampung, FSAR Lampung, FSML, Giat Jum'at Berbagi, Gerakan Nasional Peduli Fatwa (GNPF) Ulama Lampung, Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Lampung, ITERA For Palestine, Jejama (Jejak Bermakna), Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Perwakilan Lampung, LPA Hajah Syarifah, Masjid Ad Du'a Wayhalim, Masjid Al Anshar, Masjid Al Hikmah Kedaton, NGOPI (Ngobrol Perkara Iman) Madani, OLI, PPPA Daarul Qur'an Indonesia, Relawan Indonesia, Relawan Peduli Al Quds, Rumah Qur'an An-Nur, RUN Indonesia, Sahabat Hijrah Lampung, Sister Fillah, dan Yuk Hijrah.

Dari barisan lembaga fundrising, amil zakat, ada Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Daarut Tauhid (DT) Peduli, Dompet Dhuafa Lampung, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Dewan Dakwah, Laznas Yakesma Lampung, MT Foundation, Rumah Zakat, Yatim Mandiri (YM), YAMIL, dan Yayasan Darul Fattah Peduli.

Ada pula dari Institut Informatika dan Bisnis (IIB Darmajaya), serta banyak lagi lainnya. Area Tugu Adipura Bundaran Gajah, alias Tugu Gajah, sejenak memutih membuncah. Melarutkan, mendaratkan, mengudarakan bait perlawanan rakyat Indonesia atas kejahatan kemanusiaan Israel atas Palestina.

Negeri mana, yang terkuak, disitat dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" karya M. Zein Hassan (1980), melalui mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini yang menyebarluaskannya, Palestina bahkan telah mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto sejak 6 September 1944, 11 bulan sebelum Proklamator Kemerdekaan Soekarno-Hatta proklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945!

Dukungan deklaratif atas kemerdekaan RI oleh Palestina melalui mufti besar Syekh Muhammad Amin Al-Husaini ini, menyusul dukungan konstitutif pertama pasca Indonesia merdeka oleh Mesir pada 22 Maret 1946, Suriah 1947, Qatar, Irak, dan Arab Saudi.

Pengingat, dukungan Mesir akui kemerdekaan Indonesia, kali ini bersama Liga Arab, lelagi disampaikan oleh Konsul Jenderal Mesir, Muhammad Abdul Mu'im, saat datang ke Yogyakarta, 13-16 Maret 1947, membawa pesan Liga Arab yang dukung kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Syahdan, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini menyampaikan 'selamat merdeka' kepada Indonesia melalui siaran radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman, didasarkan pada pernyataan janji Perdana Menteri Jepang saat itu Kaiso, di hadapan parlemen Jepang 6 September 1944; bahwa Jepang berjanji akan berikan kemerdekaan kepada Indonesia.

"Mendengar hal tersebut, Palestina pun secara de facto langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, setahun sebelum kemerdekaan yang sebenarnya," tulis M Zein.

Mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, kala itu dalam persembunyian di Jerman permulaan Perang Dunia II, bersama saudagar Palestina, Muhammad Ali Taher, menyiarkan dukungan rakyat Palestina atas kemerdekaan Indonesia.

Betapa, diri sendiri tengah di tengah situasi sulit, tengah berjuang melawan imperialisme Inggris dan zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina, kendati demikian sang mufti tetap menyebarluaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, selama dua hari.

Demi menemukenali dukungan nyata tersebut dari saudara tidak sedarah bangsa Palestina, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, meski tercatat belum pernah menjejakkan kaki di tanah Palestina, tetapi jejak dukungannya untuk kemerdekaan Palestina telah terpatri sedemikian rupa dalam catatan sejarah. Kita.

Dukungan balik, dukungan Bung Karno atas kemerdekaan Palestina ini tak terbantahkan, senantiasa konsisten, dan "pecah di kaki", sebab sadar bahwa perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata, dibuktikan melalui tindakan nyata.

"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel," itu dia, lugas Soekarno, 1962 silam.

Free Palestine, Viva Palestine, Merdeka! (Muzzamil)

#FreePalestine
#LampungBersamaPalestina
#Cinta100RibuOrangLampunguntukPalestina
#LampungBersamaPalestina
#AllEyesOnRafah

 - 

Berita Terkini