Catatan Musik Jazz Jawa Timur, Pertunjukkan dari Gunung-gunung Hingga Jazz Traffic di Perkotaan

Sabtu, 24 Agustus 2024 19:39
Ilustrasi musik jazz dodohawe/ heloindonesia.com

HELOINDONESIA.COM - Diam-diam Jawa Timur memiliki pertunjukkan musik yang digelar di atas ketinggian yang sudah berusia belasan tahun.

Pertunjukkan itu dinamakan Jazz Gunung yang pertama kali di gelar di lereng Gunung Bromo sejak tahun 2009 lalu.

Terakhir pertunjukkan Jazz Gunung 2024 digelar di lereng Gunung Bromo yang merupakan serial ke-16 digelar pada bulan Juli 2024 lalu.

Tak hanya di lereng Gunung Bromo, pertunjukkan Jazz Gunung juga digelar di lereng Gunung Ijen, wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso sejak tahun 2018.

Terbaru pertunjukkan Jazz Gunung Ijen 2024 digelar untuk merayakan kemerdekaan RI ke-79, Sabtu (17/8/2024), dengan menampilkan sejumlah musisi dan penyanyi kenamaan.

Baca juga: Menparekraf: Java Jazz Festival Perkuat Ekonomi Kreatif Sebagai Daya Tarik Wisata

Dian Pratiwi salah satunya, ia melanjutkan pertunjukan Jazz Gunung Ijen 2024 usai jeda sesi pertama, saat hawa dingin mulai terasa dan menyelimut seluruh tubuh penontonnya.

Tanpa sekat, Dian Pratiwi masuk ke barisan penonton sambil bernyanyi. Ingin menularkan energi. Suara Dian Pratiwi menyihir penonton. Berkarakter dan berkelas.

Penampil penyanyi jazz asal Bali ini mendapat riuh tepuk tangan sejak lagu pertama Paint It Black. I Can't Give You Anything But Love, dan Alone Together berturut-turut dibawakan dengan baik.

Drummer jazz kebanggaan Bali, Gustu Brahmanta memberikan nuansa ritmis yang berbeda kehangatan musik Jazz Gunung Ijen yang etnik pada hari kemerdekaan Indonesia itu, Sabtu (17/8/2024).

Baca juga: Kemendikbudristek Gelar Perhelatan Festival Musik Tradisi Indonesia 2024

Ia membawa kendang bali dan kenong pada set drumnya. Di lagu instrumental bertajuk Made Cenik nuansa Bali menyeruak di Taman Gandrung Terakota, di gunung Ijen, Banyuwangi nan dingin, pekan lalu.

Sebuah komposisi yang memukau, didominasi permainan drum Gustu yang membuat irama musik semakin menyelimuti udara dingin di Taman Gandrung Terakota, tepatnya di Amphitheater, Jiwa Jawa Ijen Resort, Banyuwangi.

Setelahnya, lagu You Taught My Heart To Sing melantun dengan sangat khidmat dan syahdu. Dian Pratiwi menunjukkan performa terbaiknya malam ini.

Mengakhiri pertunjukkan, Dewi Pratiwi tampil lebih atraktif mengajak penonton bernyanyi dan berdansa bersama di lagu Don't Stop Till You Get Enough.

Jazz Gunung Ijen sendiri sudah memasuki pertunjukkan edisi ke-7 yang digelar sejak 2018 sebelum Covid-19 terjadi dan hingga kini pertunjukkan musik jazz di lereng Gunung Ijen semakin banyak peminatnya.

Baca juga: Musik Adalah Cinta dan Ekspresi Kebebasan Tanpa Sekat

Di Jawa Timur pertunjukkan musik jazz yang rutin digelar setidaknya ada tiga  lokasi yakni Jazz Gunung Bromo, Jazz Gunung Ijen dan Jazz Traffic, semuanya di gelar sekitar bulan Juli hingga September 2024.

Untuk pertunjukkan Jazz Gunung Bromo 2024 lebih awal digelar di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada 19 hingga 20 Juli 2024.

Jazz Gunung Bromo sendiri sudah memasuki edisi ke-16 yang pertama kali digelar pada tahun 2009 yang digagas Sigit Pramono saat itu menjabat Dirut BNI, Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto.

Pertunjukkan pertama kali musik jazz gunung di gelar di Desa Wonotoro Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo lereng Gunung Bromo kemudian lanjutkan ke kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur yang mulai dilaksanakan pada tahun 2018.

Sementara untuk pementasan Jazz Traffic Festival 2024 kali ini digelar di sebuah mall Gran City Kota Surabaya digelar selama 2 hari sejak 14 September hingga 15 September 2024.

Baca juga: Perjuangan Rapper Muda Raditya di Blantika Musik Era Sekarang Melalui Lagu Terbarunya Orang Miskin

Jazz Traffic sendiri merupakan musik jazz yang paling lama karena merupakan pram siaran di Radio SuaraSurabaya FM sejak tahun 1983 yang dimotori oleh almarhum Bubi Chen yang merupakan legendaris musik jazz internasional asal Surabaya.

Namun pementasan Jazz Traffic Festival sendiri baru diluncurkan sejak tahun 2011, bisa dibilang merupakan pioner festival musik jazz di Indonesia bagian timur, digelar selama tiga hari dengan menampilkan ratusan musisi yang menghibur.

Setiap minggu melalui SuaraSurabaya FM, Bubi Chen memperkenalkan beberapa genre jazz yang bisa diterima oleh masyarakat awam, yaitu fusion jazz dan jazz rock.

Kemudian, pelan-pelan Bubi Chen mulai mengenalkan genre utama jazz, seperti standar jazz, jazz mainstream, dan genre lain.

Pada akhirnya, 1 tahun sebelum Bubi Chen wafat, dan Jazz Traffic Festival berhasil digelar tahun 2011.

Baca juga: Perjuangan Rapper Muda Raditya di Blantika Musik Era Sekarang Melalui Lagu Terbarunya Orang Miskin

Misi utama dari Bubi Chen adalah bagaimana musik jazz ini bisa diterima di masyarakat dan tentunya regenerasi musik jazz masih terus berlangsung.

Pada Jazz Traffic Festival 2011 yang pertama, Bubi Chen yang dalam kondisi fisik yang menurun menyempatkan hadir dan bahkan tampil di panggung Jazz Traffic.

Kemudian pada perhelatan Jazz Traffic Festival 2018 kemarin, diadakan Tribute to Bubi Chen yang dimainkan oleh Jazz Traffic All Stars.

Beberapa musisi seperti Indra Lesmana, Idang Rasjidi, Dewa Bujana, Syaharani, Sri Hanuraga, Indra Gupta, dan Sandy Winarta mengisi beberapa lagu yang pernah dimainkan oleh Bubi Chen.

Baca juga: Jadikan Wakatobi Pusat Industri Musik dan Film Dunia, Hugua dan Anton Timbang Gandeng Gilang Ramadhan dan Sutradara Asal Belanda

Sekarang Bubi Chen mungkin akan bangga dengan perhelatan Jazz Traffic Festival. Cita-citanya agar musik jazz bisa terus regenerasi boleh dibilang tercapai.

Setiap tahun, Jazz Traffic Festival nggak hanya mengundang musisi terkenal dari luar negeri maupun ibu kota. Musisi jazz lokal yang memiliki potensi besar juga turut bermain di festival tersebut.

Kini Jazz Traffic menjadi icon pertunjukkan musik jazz di Kota Surabaya dengan mengambil lokasi yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Baik Jazz Traffic maupun Jazz Gunung yang digelar di wilayah Jawa Timur selalu mendapat antusiasme dari para penggemar musik di Surabaya dan sekitarnya, terbukti penyelenggaran semua musik jazz itu selalu dipadati penontonnya. **

Berita Terkini