PTPN Ajak Investor Kelola 3 Km Pantai dan Bukit Teluk Nipah di Kalianda

Minggu, 8 September 2024 18:44
Tuhu Bangun menikmati sunset di Pantai Rio, salah satu pantai yang telah dikerjasamakan dengan pihak ke-3 buat pariwisata (Foto PTPN I Regional 7/Helo)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- PTPN I Regional 7 mengajak investor kerja sama pengelolaan pantai sepanjang 3 km dan perbukitan berpanorama indah sebagai destinasi wisata serta aktivitas lainnya di Teluk Nipah dan Sudul, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

Lahan pantai yang menghadap Selat Sunda memiliki kontur berbukit dengan view indah. "Kami membuka diri kepada siapa saja untuk bekerja sama pemanfaatan aset pariwisata tersebut," kata Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun.

“Lokasinya yang eksotik perpaduan yang sangat menarik terutama untuk adventure tourism atau wisata adventure," katanya sambil menikmati desir angin, suara debur ombak, sambil memandang laut lepas dari perbukitan.

Bisa juga buat sauna alam berjemur di pasir pantai, paralayang, lapangan golf, resort, hotel, perkemahan, dan aktivitas lainnya, ujarnya pada saat menginspeksi lahan Afdeling 5 Kebun Bergen itu, Sabtu (7/9/2024).

Secara umum Tuhu menyebut kawasan pantai yang memiliki askes sekira 8 KM dekat dengan Tol Trans Sumatera itu sangat potensial. Lokasinya strategis tak jauh dari Ibu Kota Jakarta, Kota Bandarkampung, dan Sumatera Selatan.

Dikerjasamakan, kata dia, dalam rangka Program Optimalisasi Aset Perusahaan dan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Sekitar, katanya di bagian pantai bagian dari 820 ha kawasan perkebunan karet.

Dijelaskanya, langkah tersebut sesuai dengan roadmap strategi bisnis PTPN III Holding sebagai pemegang saham lewat pembentukan tiga Subholding Supporting Co yang kaya dengan aset dapat dimanfaatkan rupa-rupa bisnis model.

Termasuk aset pariwisata Pantai Teluk Nipah dan Sudul agar bisa memberikan ruang kepada Regional 7 untuk meluaskan bidang bisnis yang sesuai peruntukannya dan menjadi nilai tambah bagi Perusahaan.

“PTPN I sebagai Subholding Supporting Co diberi mandat untuk mengembangkan bisnis nonkomoditas, termasuk bidang hospitality. Pariwisata adalah salah satunya," ujarnya.

Tuhu Bangun mengatakan sudah ada panduan lengkap yang bisa segera dioperasionalkan. Yang pasti, kata dia, selain menguntungkan kedua belah pihak, model pengelolaan aset harus memiliki nilai tambah ekonomi bagi masyarakat lewat UMKM.

Namun, Tuhu Bangun menyatakan tidak akan gegabah dalam menentukan mitra kerja sama. Ia berkomitmen akan mengkaji secaraa konprehensip tentang potensi, proyeksi, dan tantangan dari setiap proposal bentuk bisnis yang diajukan.

Kerjasama akan mencakup berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan, hingga dampaknya kepada lingkungan.

“Kami harus pastikan calon investor benar-benar memahami landasan dan filosofi kemanfaatan aset ini agar keputusannya mengadopsi prinsip sustainable dan berwawasan ke depan,” kata dia.

Perencanaan yang komprehensif dan simultan, menurut Tuhu Bangun sangat penting karena di lokasi itu pihaknya memiliki lahan yang cukup luas untuk dikembangkan ke bidang lain.

Dikatakannya juga, dengan lahan 820 hektare, ada kebun karet, ada deposit batu, ada pantai, dan lainnya, sangat mungkin ada pengembangan jenis usaha lain.

Nantinya bisa jadi kawasan wisata terpadu dan menjadi destinasi wisata nasional, bahkan dunia. "Ini akan menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru di Lampung,” kata dia. (Rls/Prapthy)

Berita Terkini