HELOINDONESIA.COM - Kementerian BUMN memperingatkan TikTok jika ingin membuka kembali bisnis berjualan daringnya, yakni TikTok Shop.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN Loto Srianita mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan TikTok Shop pada November 2023.
Dalam pertemuan tersebut, pihaknya meminta agar TikTok Shop tetap mendukung bisnis UMKM.
“Kita sudah bertemu dan kita menyampaikan ke TikTok konsen kita bahwa kita enggak kekurangan produk UMKM. Jadi yang harus diutamakan adalah produk-produk UMKM (dijual di TikTok Shop),” ujar Loto kepada awak media di Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Baca juga: Pernyataan Anggota Komisi IX DPR Soal UMP Bikin Berang Buruh, KASBI: Mereka Oligarki
Ia mengatakan bahwa pemerintah sangat terbuka dengan kehadiran TikTok Shop asal mau mengikuti regulasi dan memberikan pintu terbuka ke UMKM agar berkembang di TikTok Shop.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada TikTok Shop untuk aktif memonitoring transanksi dagangannya nanti agar tidak merugikan UMKM.
“Jangan sampai kekhawatiran kita itu yang diperjualbelikan kebanyakan produk impor. Sudah produknya bukan lokal, jangan sampai diberikan kesempatan,” kata Loto.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga menyamaikan hal yang senada dengan Loto.
Baca juga: Gowes Surabaya-Jakarta, Eks Wartawan Jawa Pos Curhat ke Ketua Dewan Pers dan PWI Soal Dana Pensiun
Teten menyatakan bahwa pemerintah tak keberatan jika TikTok memang bergabung ke PT GoTo Gojek tokopedia Tbk (GOTO) atau GoTo sebagai salah satu upaya membuka TikTok Shop.
Hanya saja, yang menjadi harapan khusus dari pemerintah jika TikTok Shop kembali dibuka adalah manajemen TikTok dan GoTo harus memastikan aktivitas predatory pricing dalam layanan bisnisnya itu tidak ada.
“Mereka juga harus respect terhadap pengembangan ekonomi nasional. Kita ingin digital ekonomi juga mulai terapkan bisnis model yang berkelanjutan,” kata Teten kepada media saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Predatory pricing adalah istilah perdagangan yang merujuk pada praktik permainan harga.
Dalam banyak kasus, korban predatory pricing umumnya menyasar pemain yang lebih lemah atau tak memiliki kekuatan modal besar.
Baca juga: Dialog Capres Anies Baswedan Bersama PWI, Pers Harus Hindari Berita Provokatif
Terjadinya predatory pricing apabila produsen, distributor, atau importir dengan sengaja menjual produknya terlampau murah dibanding produk sejenis dengan tujuan mematikan pesaingnya.