Helo Indonesia

LBH FKPPI Lampung Dampingi Orangtua Bocah PAUD Korban Pencabulan Siswa SD dan SMP

Herman Batin Mangku - Nasional -> Peristiwa
Senin, 29 Januari 2024 16:43
    Bagikan  
CABUL
Helo Lampung

CABUL - LBH FKPPI Lampung mendampingi orangtua bocah yang diduga korban pencabulan (Foto LBH FKPPI/Helo)


LAMPUNG, HELOLAMPUNG.COM -- LBH PD VIII FKPPI Lampung gerak cepat mendampingi orangtua bocah PAUD yang diduga telah dicabuli tiga pelajar SD dan SMP di Kabupaten Pesawaran. Mereka mendatangi dan meminta Polres Pesawaran segera menindaklanjutinya.

"Kami meminta Polres Pesawaran untuk menindaklanjuti laporan korban (lewat orangtuanya)," kata Agus B. Nugroho, SH, MH kepada Helo Lampung, Senin (29/1/2024). Dia datang bersama beberapa wakil dari 11 anggota tim kuasa hukum lainnya.

Mereka adalah Syech Hut Ismail, SH; Yulia Yusniar, SH, MH; Alfian, SH, MH; dan Mik Hersen, SH, MH; Puja Kesuma Suud, SH, MH; Caesar Kurniawan, SH, MH; Zainal Rahman, SH, MH; M. Ridho Erfansyah, SH, MH; Thamarobi Usman, SH, MH; Redi Novaldianto, SP, SH; dan Suwardi, SHI.

Para penasehat hukum ini datang bersama kedua orangtua korban, siswi PAUD berusia lima tahun. Sang ayah tunanetra. LBH PD VIII FKPPI Lampung siap membantu warga yang membutuhkan bantuan hukum seperti korban dugaan cabul ini.

"Kami beekantor di Jl. Raden Intan No.61 B, Enggal, Kota Bandarlampung atau via whatsapp 0818-1891-8754 dan 0811-724-2244," kata Syech Hut Ismail, advokat yang sering menangani masalah-masalah hukum rakyat kecil. Menurut dia, hukum harus adil pada semua pihak.

Kasus yang ditanganinya kali ini pencabulan terhadap korban yang masih bocah PAUD oleh pelajar SD dan SMP. " Sungguh merobek hati nurani kita semua. Apalagi, ayahnya seorang tunanetra yang memiliki keterbatasan.

Dia was-was kasus ini tak diproses kepolisian. "Sejak melaporkan kasus ini ke kepolisian, Minggu (7/1/2024) dan Rabu (9/1/2024) penyelidikan, hingga saat ini, belum ada kelanjutannya," katanya kepada Helo Lampung, Minggu (28/1/2024).

Sang ayah menceritakan kronologis kasusnya. Kata dia, pada Sabtu (6/1/2024), ketika ke sekolah ada kunjungan dari Dinas Pendidikan Pesawaran, anaknya histris kesakitan. Ditanya guru, alasan awal dijawab kena kursi.

"Karena masih merintih kesakitan, anak saya lalu digendong sampai akhirnya mengaku kemaluannya ditusuk-tusuk jarum pentol dan jari telunjuk ketiga terduga tersebut," ujar ayahnya sambil menyebut nama lengkap ketiga bocah.

Hari itu juga, pihak Dinas Pendidikan Pesawaran menghubungi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) dan koordinasi ke Polres Pesawaran, katanya. Karena belum sempat, orangtuanya baru malaporkannya ke pihak kepolisian.

Orangtua sang bocah sangat terpukul dan berharap Polres Pesawaran menindaklanjuti kasus ini. "Saya dan keluarga tak terima atas kejadian ini," katanya sambil menunjukan bukti laporan dan video pengakuan putrinya kepada para gurunya. (HBM/Hajim)