bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Berada di Peringkat 17 Dunia, Destinasi Wisata Kebugaran Indonesia jadi Salah Satu Prioritas

Selasa, 5 September 2023 18:44
    Bagikan  
meditasi, yoga,
Foto: ist

meditasi, yoga, - Salah satu kebugaran nusantara yang menjadi sasaran destinasi pariwisata.

HELOINDONESIA.COM - Tren wisata kebugaran dan kesehatan berbasis ethnik di nusantara sudah dimulai sejak tahun 2012.

Saat itu, Indonesia menempati peringkat ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran.

Menparekraf Sandiaga Uno, Perayaan pada “International Wellness Tourism Conference and Festival (IWTIF) di 2022 silam mengatakan bahwa kesehatan menjadi prioritas semua orang, dan pariwisata kesehatan ini menjadi kunci pemulihan pariwisata nasional dan global.

Berdasarkan catatan Global Wellness Institute tahun 2017, Indonesia merupakan pasar terbesar kedua di wilayah Asia Tenggara.

Baca juga: KPK Klarifikasi Rp23 M, Arinal Ungkap Warisan Lahan Anak Tokoh Adat

"Perlu peran pemerintah dalam wellness," ujar Peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana (Pupar Unud) Prof Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc saat memberikan paparannya dalam event Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2023 bertema "Penyempurnaan Peran Pemerintah dalam Menggiatkan wellness Destinasi di Indonesia pada Senin (5/9/2023).

Mengutip Institut Kesehatan Global (GWI), I Gde Pitana menjelaskan bahwa wisata kesehatan merupakan sebuah perjalanan yang terkait dengan upaya mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pribadi secara keseluruhan.

"Wisata yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pribadi (personal well being) melibatkan berbagai aspek mulai dari fisik, mental, spiritual atau lingkungan," jelasnya.

Di menambahkan bahwa wellness tourism merupakan wisata minat khusus yang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh wisatawan.

Baca juga: Sony Mengeluarkan HP Flagship Terbarunya, Berikut Spesifikasi yang Tawarkan Sony Xperia 5 V

Beberapa kegiatan yang biasa dilakukan di antaranya yoga, meditasi, spa, dan pemanfaatan pengobatan tradisional lainnya, seperti pilgrimage, retreats, hiking, rafting atau bersepeda.

Ketika bicara wellness tourism, menurut I Gde Pitana, sudah berlangsung selama ribuan tahun. Karena sejak masa kuno lalu, kesehatan menjadi bagian dari kesejahteraan.

Termasuk dalam wisata kesehatan, sebagai mekanisme untuk mendukung kesejahteraan secara keseluruhan, bepergian untuk kesehatan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

"Masyarakat Yunani Kuno, Mesir, Romawi, Celtic dan Ibrani sejak 5.000 tahun lalu, orangmelakukan perjalanan ke India untuk mencari manfaat dari pengobatan Ayurveda, sebuah pendekatan holistik terhadap kesehatan fisik dan mental," paparnya.

Baca juga: Pemain Merasa Nyaman Bersama Uston Nawawi, Sewajarnya Jika Manajemen Persebaya ingin Permanenkan Jadi Pelatih

Meski demikian, lanjut I Gde Pitana, wisata kesehatan sebagai industri global relatif terbilang baru.

Dia mengungkapkan, nilai pasar pariwisata kesehatan global di tahun 2021 mencapai $451 miliar.

"Diperkirakan bakal melonjak menjadi $ 1,02 triliun pada tahun 2030," tambahnya.

Disinggung soal jenis wisata kesehatan, I Gde Pitana menjelaskan, Pertama fungsi utama dimotivasi oleh kesehatan, untuk tujuan kesehatan saja.

Kedua, kepentingan sekunder, mencari fasilitas kesehatan saat bepergian, namun perjalanan tersebut dengan tujuan lain.

Baca juga: Digandrungi Oleh Kalangan Anak Muda, Begini Spesifikasi dan Fitur Canggih Motor Listrik Davigo Dragon S

Dalam membangun wisata wellness ini, lanjutnya, pemerintah memiliki 3 fungsi: yakni fungsi pembangunan, fungsi pemberdayaan dan fungsi pelayanan.

Sementara tugas pokok pemerintahan adalah menjamin keamanan negara, memelihara ketertiban, menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga masyarakat, melakukan pekerjaan umum dan pelayanan dalam bidang-bidang yang tidak dikerjakan oleh lembaga non pemerintahan,meningkatkan kesejahteraan sosial dan menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat.

Disinggung peran pemerintah dalam wellness, I Gde Pitana menjelaskan, bahwa dengan posisi peringkat ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran, dan merupakan pasar terbesar kedua di wilayah Asia Tenggara, menjadikan wisata kebugaran tradisional Indonesia menjadi salah satu prioritas.