JAKARTA, HELOINDONESIA.COM
Menteri keuangan Sri Mulyani mengungkap ada dua pegawai yang memiliki transaksi jumbo. Dari laporan PPATK yang diterimanya, kedua pegawai itu berinisial SB dan DY.
Menurut Sri Mulyani, pegawai berinisial SB dan DY ini tercatat bertransaksi triliunan rupiah.
Staf Khusus (Stafsus) Menkeu Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo menegaskan bahwa kedua pegawai itu bukan merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kemenkeu, melainkan bekerja di luar ranah tersebut.
Jadi kata Yustinus, keduanya dari eksternal (bukan PNS Kemenkeu), nkeduanya adalah wajib pajak.
Menurut Yustinus untuk mengetahui siapa sosok SB dan DY alangkah baiknya ditanyakan ke pihak PPATK. Informasi berbeda didapat PPATK melalui Kepala PPATK Ivan Yustiavandana yang justru menyarankan agar media menanyakannya ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Menurut Sri Mulyani, SB memiliki saham di perusahaan berinisial PT BSI dengan penghasilan mencapai Rp 8,24 triliun. PT BSI telah membayar pajak senilai Rp11,7 miliar, tetapi yang tercatat di Kemenkeu hanya Rp11,56 miliar.
Sri Mulyani mengatakan, SB juga tercatat sebagai pemilik saham di PT IKS. Sepanjang 2018-2019, data PPATK menunjukkan nominalnya mencapai Rp 4,8 triliun, sedangkan dalam SPT dilaporkan hanya Rp 3,5 triliun.
Bukan hanya SB, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pihaknya menemukan sosok lain berinisial DY yang memiliki transaksi mencurigakan dengan nilai yang teramat besar.
Orang yang dimaksud itu melapor dalam SPT sebesar Rp 38 miliar. Namun, berdasarkan penelusuran PPATK, nominalnya justru tercatat mencapai Rp 8 triliun.
Siapa SB dan DY masih belum disebutkan. Namun menurut dugaan keduanya melakukan praktik pencucian uang. Sri Mulyani menyinggung kedua sosok yang dimaksud bertransaksi ekspor dan impor untuk barang berupa emas batangan atau perhiasan.